Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indikator Ekonomi China Diprediksi Kian Lemah

Data-data yang menerangkan aktivitas ekonomi November China diprediksi mengonfirmasi perlemahan perekonomian Negeri Tembok Raksasa.

Bisnis.com, BEIJING-- Data-data yang menerangkan aktivitas ekonomi November China diprediksi mengonfirmasi perlemahan perekonomian Negeri Tembok Raksasa. Di sisa tahun ini dan sepanjang tahun depan, pemerintah didorong untuk tetap mengimplementasikan kebijakan longgar.

Reuters mencatat indikator-indikator ekonomi utama yakni output industri, ekspor, dan investasi semakin menunjukkan perlambatan, seiring kian lesunya permintaan luar dan dalam negeri. Di sisi lain, pasar properti diprediksi masih akan membebani pertumbuhan ekonomi sepanjang 2015.

Walaupun penjualan real estat berangsur pulih, aliran kas perusahaan-perusahaan real estat memburuk. Sepertinya real estat belum akan benar-benar pulih dalam waktu dekat, ungkap studi China Merchants Securities yang dipublikasikan Jumat (5/12).

Para ekonom menilai pasar properti telah menahan laju pertumbuhan sepanjang tahun ini, seiring kebijakan pemerintah untuk mengetatkan laju pertumbuhan kredit. Padahal, 2013 lalu sektor properti menyumbang 15% produk domestik bruto (PDB) China.

Terkait perlemahan indikator-indikator pertumbuhan, konsensus ekonom yang disurvei Reuters memperhitungkan investasi aset tetap (fixed-asset investment) akan berada di level terlemahnya dalam 13 tahun pada periode Januari-November tahun ini, naik 15,7% dari periode sama tahun lalu.

Adapun, dalam sepuluh bulan pertama tahun ini pemerintah mencatat investasi aset tetap yang merupakan salah satu faktor penting pertumbuhan, naik 15,9% dari periode sama tahun sebelumnya. Kenaikan ini merupakan yang terendah sejak 2001, juga terdampak ketatnya kredit pasar properti.

Sementara itu, impor yang merupakan indikator permintaan domestik, diprediksi naik 3,8% pada November, melambat dari kenaikan bulan sebelumnya 4,6%. Di saat yang sama ekspor diprediksi tumbuh 8,1%, melambat dari kenaikan Oktober 11,6%.

Indikator ekonomi lainnya, output industri, diprediksi naik 7,5% pada November, juga melambat dari bulan sebelumnya 7,7%. Seperti diketahui, saat APEC berlangsung pertengahan November lalu, pemerintah meminta sejumlah pabrik tidak beroperasi untuk mengurangi polusi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dara Aziliya
Editor : Rustam Agus
Sumber : reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper