Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Yogyakarta Dorong Diversifikasi Wisata

Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akan mendorong diversifikasi wisata untuk menggenjot kunjungan wisatawan pada 2015.

Bisnis.com, YOGYAKARTA – Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akan mendorong diversifikasi wisata untuk menggenjot kunjungan wisatawan pada 2015.

Kepala Dinas Pariwisata DIY Aris Riyanta mengemukakan selama ini DIY cenderung dikenal di kalangan wisatawan sebagai destinasi wisata alam dan wisata budaya dengan ikon-ikon wisata seperti Jl. Malioboro, Candi Prambanan, dan sebagainya.

Sejak beberapa waktu terakhir, ujarnya, DIY juga mulai mengembangkan jenis destinasi desa wisata. Ke depan, pihaknya akan mengembangkan jenis wisata ekstrim untuk menarik wisatawan, baik wisatawan asing maupun wisatawan nusantara.

Dinas Pariwisata, ujarnya, telah mendapatkan alokasi anggaran hingga Rp15 miliar untuk mendorong pengembangan sektor pariwisata.

“Kami ingin mengimbangkan dengan diversifikasi, termasuk objek-objek wisata yang ekstrim atau unik,” katanya, Kamis (4/12).

Dia memberikan contoh jenis objek wisata ekstrim seperti menyusuri gua (caving) seperti di Gua Jomblang dan Gua Pindul di Gunung Kidul yang tidak hanya menarik bagi wisatawan nusantara tetapi juga wisatawan mancanegara.

Kemudian, tambahnya, masih ada jenis wisata lava Gunung Merapi dan jenis wisata lainnya.

“Itu akan kami dorong agar optimal,” katanya.

Dia mengakui salah satu tantangan yang dihadapi sektor pariwisata di DIY adalah rata-rata lama tinggal (lenght of stay) wisatawan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis awal bulan ini, rata-rata lama tinggal wisatawan di DIY hanya berkisar di angka 1,7 – 1,9 hari.

Lama tinggal wisatawan perlu didongkrak, terutama di tengah penurunan tingkat hunian (okupansi) hotel di DIY setelah penambahan jumlah kamar hotel dalam jumlah besar.

“Walaupun jumlah kunjungan wisatawan naik, jumlah hotel juga naik, occupation rate-nya turun karena pembaginya bertambah. Paling tidak, kami berusaha mempertahankan lenght of stay,” katanya.

Aris mengemukakan semakin lama masa tinggal wisatawan di DIY, ada harapan pertambahan pengeluaran (expenditure) wisatawan.

“Jadi, tantangan untuk menambah paling tidak mempertahankan lenght of stay wisatawan adalah dengan memperbanyak variasi dari objek dan daya tarik wisata,” katanya.

Pada tahun depan, pihaknya optimistis dapat menaikkan kunjungan wisatawan sebanyak 5%. “Itu target optimistis.”

Dia mengaku tidak mematok tinggi target optimistis kunjungan wisatawan pada tahun depan terutama setelah ada kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang dapat berdampak pada daya beli wisatawan serta kondisi perekonomian global yang belum juga pulih.

“Khusus untuk wisatawan nusantara, sekarang ini ada kecenderungan kenaikan kebutuhan, kenaikan biaya transportasi. Ada kemungkinan dia mengalihkan [perjalanan wisata] ke tempat lain [bukan DIY] yang terjangkau.”

Namun demikian, dia berharap pertumbuhan kunjungan wisatawan dapat melampaui angka 5%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Anggi Oktarinda
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper