Bisnis.com, YOGYAKARTA -- Pemerintah Daerah DIY menegaskan rencana anggaran Rp1,5 miliar untuk proses pembuatan logo dan tagline baru re-branding Yogyakarta oleh perusahaan marketing Mark Plus milik pakar marketing terkemuka Hermawan Kertajaya belum diturunkan.
Hal itu dikemukakan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DIY Tavip Agus Rayanto dalam kegiatan Urun Rembug Re-branding Jogja bersama ratusan elemen masyarakat di Bangsal Kepatihan, Komplek Kepatihan Danurejan, Jogja, Selasa (18/11) malam.
Tavip mengakui pihaknya menjalin kerjasama dengan Mark Plus untuk membuat logo dan tagline baru DIY melalui mekanisme swa kelola alih-alih tender.
Keterbatasan waktu membuat pihaknya akhirnya memutuskan mekanisme swa kelola dalam menentukan rekanan untuk pembuatan brand baru DIY.
Untuk rencana tersebut, pihaknya telah menganggarkan dana Rp1,5 miliar yang diambil dari Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan DIY.
Hermawan dan timnya telah bekerja menghasilkan sebuah logo baru Jogja dengan beberapa tagline termasuk salah satu di antaranya New Life New Harmony.
Namun pada perkembangannya, brand baru Jogja yang diperkenalkan oleh Hermawan dan Pemda DIY pada bulan lalu mendapatkan reaksi keras dari berbagai elemen masyarakat.
"Anggarannya Rp1,5 miliar. Kemudian ada dinamika sehingga itu memang tidak semuanya kami gunakan. Bahkan sampai hari ini pun, yang namanya honorarium itu [pembuatan brand], Mark Plus belum terima," ujar Tavip.
Lebih lanjut Tavip mengemukakan bahwa Hermawan sebetulnya enggan menerima bayaran untuk jasa membuat logo dan tagline.
Namun demikian, ujarnya, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X tetap menilai perlu ada penghargaan atas jasa tersebut.
"Pak Gubernur menghargai yang namanya kerja," ujarnya.
Seiring perkembangan dinamika terkait re-branding DIY, pemda akhirnya membuka ruang selebar-lebarnya bagi warga masyarakat untuk berpartisipasi memberikan sumbangsih logo dan tagline.
Tidak tanggung-tanggung, apresiasi atau "hadiah" senilai Rp200 juta akan diberikan kepada 10 warga dengan karya terbaik.
Pemda juga membentuk Tim Sebelas yang terdiri dari para seniman, budayawan, dan desainer grafis untuk mensortir sumbangsih karya logo dan tagline yang masuk untuk kemudian menyampaikannya kepada Gubernur.
Tim Sebelas yang dikoordinatori oleh mantan Wali Kota Yogyakarta Herry Zudianto itu terdiri atas para "relawan logo".
Mereka antara lain budayawan Butet Kertajasa, kurator Ong Hari Wahyu, Dosen ISI Sumbo Tinarboko, Persatuan Pengusaha Periklanan Indonesia (P3I) DIY Arif Budiman, Bos Dagadu M. Noor Arief, Ketua AMIKO Suyanto, Kill DJ Marzuki Muhammad, dan perwakilan dari Mark Plus.
"Ini terbuka buat siapa saja yang merasa cinta dengan Yogya. Yogya akan sangat dewasa menerima masukan kalau ternyata sumbangsih [logo dan tagline] yang terbaik itu bukan dari orang Yogya," ujar Arif.