Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PEREKONOMIAN JEPANG TERJADI RESESI: G20 Segera Turun Tangan

Menyusul data kontraksi pertumbuhan Jepang yang dinilai dapat menghambat pertumbuhan global, negara-negara G20 menyatakan akan mendiskusikan langkah-langkah untuk mengantisipasi gangguan tersebut.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, OTTAWA - Menyusul data kontraksi pertumbuhan Jepang yang dinilai dapat menghambat pertumbuhan global, negara-negara G20 menyatakan akan mendiskusikan langkah-langkah untuk mengantisipasi gangguan tersebut.

Negara-negara G20 menyampaikan siap untuk melakukan apapun untuk dapat menggenjot pertumbuhan global. Perlambatan Jepang menegaskan upaya kelompok negara yang menguasai 80% perdagangan dunia tersebut untuk menggenjot pertumbuhan, tidak akan berlangsung mudah.

“Kita cenderung salah membaca situasi ekonomi negara-negara G20. Kebijakan moneter tidak mampu terus menjadi andalan. G20 harus mengupayakan kebijakan fiskal yang tepat,” ungkap ekonom Mizuho Securities USA Inc, Steven Ricchiuto di New York, Selasa (18/11/2014).

Seperti diketahui, Jepang kembali terkontraksi 1,6% pada kuartal III/2014 setelah kuartal sebelumnya terkontraksi 7,3%, terdampak oleh kenaikan pajak penjualan yang kian membekukan belanja domestik Negeri Matahari Terbit.

Pascapengumuman laporan pertumbuhan Jepang, lembaga investasi multinasional JPMorgan Chase & Co memangkas pertumbuhan global menjadi 2,6% dari sebelumnya 2,8%. “Perlambatan Jepang memberi dampak luas,” kata ekonom JPMorgan, Joseph Lupton.

Adapun, beberapa saat setelah pertemuan pekan lalu berakhir, G20 mengumumkan akan mengucurkan US$2 triliun hingga 2018 untuk menggenjot perekonomian. Seperti diketahui, negara-negara G20 bersepakat untuk meningkatkan tambahan pertumbuhan sebesar 2,1%.

Perlambatan Jepang akan kian membebani ambisi tambahan pertumbuhan 2,1%, setelah sebelumnya G20 menyorot deflasi Eropa yang mendorong Presiden European Central Bank (ECB) untuk mengucurkan stimulus hingga batas maksimal di tengah keengganan negara-negara Zona Euro  untuk menambah belanja.

Kontraksi perekonomian Jepang pun mengonfirmasi lemahnya pertumbuhan global sepanjang tahun ini. International Monetary Fund (IMF) sejauh ini telah enam kali memangkas proyeksi pertumbuhan global untuk tahun 2014.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dara Aziliya
Editor : Sepudin Zuhri
Sumber : Bloomberg/Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper