Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ASPIRASI ANDA: ODHA Minta Diikutkan Sebagai Penerima KIS

Orang dengan HIV (ODHA) menyambut baik lahirnya KIS ini dan mengimbau agar KIS juga mengakomodasi orang dengan HIV sebagai penerima manfaat.
 Warga menunjukkan Kartu Indonesia Pintar dan Kartu Indonesia Sehat./Antara
Warga menunjukkan Kartu Indonesia Pintar dan Kartu Indonesia Sehat./Antara

Pemerintahan baru di bawah kepemimpinan Jokowi dan JK baru saja meluncurkan tiga ‘kartu sakti’ yaitu Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Kartu Indonesia Sehat (KIS). Orang dengan HIV (ODHA) menyambut baik lahirnya KIS ini dan mengimbau agar KIS juga mengakomodasi orang dengan HIV sebagai penerima manfaat.

Dari penjelasan yang disampaikan oleh Menteri Kesehatan, KIS merupakan kepanjangan dari skema Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang ada dalam Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan dua added value-nya adalah perluasan cakupan penerima dengan mengikutsertakan kelompok yang secara sosial termarginalkan serta dengan perluasan cakupan paket manfaat dengan menanggung komponen yang sebelumnya tidak ditanggung dalam JKN.

Selama ini, banyak ODHA yang berasal dari kelompok tidak mampu masih mengalami kesulitan untuk mendapatkan akses JKN melalui PBI. Hal ini khususnya dikarenakan ada persoalan administrasi kependudukan yang juga kelompok ini punyai. Selain itu, banyak komponen pe rawatan dan pengobatan bagi ODHA yang selama ini juga di luar dari pertanggungan skema JKN sehingga untuk komponen-komponen ini ODHA masih diharuskan membayar dari kantung sendiri.

Semangat peluncuran KIS ini direspon positif oleh LSM Indonesia AIDS Coalition (IAC), sebuah LSM yang berbasiskan ODHA. Lahirnya KIS diharapkan melengkapi skema PBI dengan mengakomodir kelompok masyarakat yang selama ini mengalami kendala administratif untuk mendaftarkan dirinya menjadi PBI dalam JKN.

Selain itu, KIS juga diharapkan dapat menanggung komponen layanan yang selama ini dibutuhkan oleh ODHA, tapi belum bisa ditanggung oleh JKN seperti misalnya tes CD4, tes Viral Load dan beberapa obat untuk infeksi penyerta AIDS.

Kami yakin KIS ini bisa menjadi salah satu pe luang pendanaan bagi program penanggula ngan AIDS yang selama ini masih sangat bergantung pada donor. Dengan mengakomodir ODHA serta komponen layanan yang dibutuhkan, kita bisa tekan infeksi HIV secara drastis dan juga mengurangi tingkat kematian pada ODHA.

Selama ini tidak bisa dipungkiri bahwa dengan tersediannya layanan pengobatan pada ODHA bukan saja menurunkan tingkat kematian pada ODHA tapi juga mampu menurunkan tingkat infeksi HIV baru. Penelitian terbaru mengatakan bahwa ODHA yang mendapatkan terapi dan tingkat virus dalam tubuhnya rendah itu 96% menurunkan potensi penularan dari dirinya ke orang lain.

Target dari KIS kan memang kelompok yang oleh pemerintah dikenal dengan nama Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) atau dengan kata lain adalah kelompok yang susah dijangkau dengan akses konvensional. Saya yakin pemerintahan Jokowi juga sudah memikirkan cara-cara non-konvensional untuk tetap mampu memberikan akses KIS kepada kelompok ini.

Harapan terbesar ODHA terhadap KIS adalah skema ini ke depan juga akan mengakomodasi komponen obat ARV yang selama ini digunakan untuk terapi HIV guna menekan jumlah virus dalam tubuh. Adanya jaminan pembiayaan obat ARV ini akan menjadi kunci keberhasilan Indonesia dalam menghadapi epidemic AIDS.

LSM IAC optimis jika KIS ini lebih diperjelas lagi dengan aturan dan petunjuk yang lebih secara spesifik menerangkan siapa target penerima manfaatnya serta paket manfaat juga mengakomodir layanan AIDS termasuk obat ARV maka visi kita untuk menurunkan dan membalikan laju epidemic sekaligus menurunkan tingkat kematian akibat AIDS bisa pelanpelan terwujud.

Pengirim
Aditya Wardhana
Direktur Eksekutif Indonesia AIDS Coalitio


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Editor : Setyardi Widodo
Sumber : Bisnis Indonesia Week End edisi 7/11/2014
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper