Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

JIMLY: Islah DPR Bergantung Penyelesaian Konflik PPP

Pakar hukum dan tata negara Jimly Asshiddiqie menilai rencana islah atau penyelesaian perseteruan antara KIH dan KMP di DPR tergantung pada penyelesaian konflik internal di tubuh Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Pakar hukum dan tata negara Jimly Asshiddiqie menilai rencana islah atau penyelesaian perseteruan antara KIH dan KMP di DPR tergantung pada penyelesaian konflik internal di tubuh Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Pasalnya, kata Jimly, penetapan struktur pimpinan alat kelengkapan dewan yang memicu adanya pembentukan DPR tandingan dari KIH itu bermula dari diakomodasinya usulan nama-nama legislator PPP versi Suryadharma Ali (SDA) oleh pimpinan DPR, dalam hal ini Setya Novanto Cs.

Dengan diakomodasinya PPP versi SDA oleh Setya Novanto, dalam paripurna penentuan AKD itu sudah sesuai aturan. Pimpinan telah mendapat persetujuan dari enam dari 10 fraksi.

“Padahal, PPP saat itu sedang terbelah menjadi dua kubu yang berseberangan pandangan, SDA mendukung Koalisi Merah Putih [KMP] dan Romahurmuziy mendukung Koalisi Indonesia Hebat [KIH],” kata Jimly yang saat ini menjabat sebagai Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu kepada Bisnis, Kamis (6/11/2014).

Namun jika konflik PPP dimenangkan oleh Romahurmuziy kekuatan dua kelompok di DPR itu akan sama. “Namun mereka [DPR] akan kesulitan bekerja selama lima tahun ke depan,” kata mantan Ketua MK periode 2003-2008 itu.

Menurutnya, DPR harus segera berdamai dengan mengambil jalan tengah. KMP selaku kelompok mayoritas harus mengakomodasi KIH sebagai kelompok minoritas dalam struktur AKD. “Itu jika mereka ingin segera bekerja,” tegasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sepudin Zuhri
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper