Bisnis.com, JAKARTA -- Sumartiningsih, warga negara Indonesia (WNI) asal Cilacap yang menjadi korban mutilasi di Hong Kong adalah bukan seorang tenaga kerja Indonesia (TKI).
Berdasarkan keterangan Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (Apjati) Ayub Basalamah Sumartiningsih memang pernah menjadi TKI pada tahun 2011-2013.
Namun saat peristiwa tersebut terjadi pada akhir bulan lalu, Sumartiningsih tidak berstatus sebagai TKI, melainkan sebagai seorang wisatawan yang berkunjung ke Hong Kong.
"Dia ke Hong Kong menggunakan paspor turis yang hanya berlaku satu bulan. Ijin tinggal wisata itu habis 3 November lalu," kata Ayub, Selasa (4/11/2014).
Ayub menjelaskan, saat menjadi TKI, perempuan malang tersebut diberangkatkan oleh perusahaan pemyalur jasa tenaga kerja PT. Arafah Bintang Perkasa yang juga merupakan anggota dari Apjati.
Pimpinan PT.Arafah Bintang Perkasa Tjitro Tandjoeng Djaja mengatakan pihaknya sama sekali tidak mengetahui keberadaan Sumartiningsih setelah kontrak kerja perempuan tersebut berakhir pada 2013 lalu.
"Dulu dia bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Semua data-datanya ada, api dia tidak memperpanjang kontrak setelah 2013," ujarnya.
Tjitro menambahkan, dirinya mendapat informasi langsung dari keluarga korban bahwa perempuan tersebut membuat paspor wisata untuk berkunjung ke Hong Kong.
"Informasi yang sadya dapat dia menggunakan paspor wisata. Dia di sana kerja apa itu saya tidak tahu, karena dia sudah bukan TKI," tegasnya.
WNI Korban Mutilasi di Hong Kong Gunakan Paspor Turis
Sumartiningsih, warga negara Indonesia (WNI) asal Cilacap yang menjadi korban mutilasi di Hong Kong adalah bukan seorang tenaga kerja Indonesia (TKI).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Tegar Arief
Editor : Martin Sihombing
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
6 jam yang lalu
Di Balik Aksi Lo Kheng Hong Borong Puluhan Juta Saham PGAS
10 jam yang lalu
Tekanan Berganda Harga Batu Bara dari China
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
8 menit yang lalu