Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

EKONOMI JEPANG: Output Industri Naik, Mobil dan Smartphone Jadi Penopang

Output Industri Jepang mencatat kenaikan 2,7% pada September dibandingkan bulan sebelumnya, ditopang oleh produksi mobil dan ponsel pintar. Data ini mengindikasikan pabrik-pabrik Jepang perlahan mulai bangkit dari kelesuan pascakenaikan pajak penjuala dan perlemahan yen.
Ekspektasi atas pengucuran stimulus berikutnya pun menegaskan ketidakyakinan pasar terhadap pemulihan negara perekonomian terbesar Asia tersebut. /Bisnsis.com
Ekspektasi atas pengucuran stimulus berikutnya pun menegaskan ketidakyakinan pasar terhadap pemulihan negara perekonomian terbesar Asia tersebut. /Bisnsis.com

 

Bisnis.com, TOKYO Output Industri Jepang mencatat kenaikan 2,7% pada September dibandingkan bulan sebelumnya, ditopang oleh produksi mobil dan ponsel pintar. Data ini mengindikasikan pabrik-pabrik Jepang perlahan mulai bangkit dari kelesuan pascakenaikan pajak penjuala dan perlemahan yen.

Kementerian Perdagangan mencatat kenaikan tersebut melebihi ekspektasi ekonomyaitu kenaikan 2,2%. Pada bulan sebelumnya, output industri Jepang terkontraksi 1,9%. Adapun, kuartal II lalu output industri Jepang tumbang total 3,8%.

Data ini merupakan berita baik bagi pengambil kebijakan Jepang. Sepertinya output produksi berangsur naik hingga akhir kuartal ketiga, ungkap ekonom Nomura Securities Co, Masaki Kuwahara di Tokyo, merespons laporan tesebut.

Data output industri ini menyusul data penjualan retail yang juga dipublikasikan Kemendag, yang menunjukkan penyesuaian daya beli warga terhadap kenaikan pajak penjualan. Kedua data mengonfirmasi peningkatan kepercayaan diri Perdana Menteri Shinzo Abe untuk kembali menaikkan pajak penjualan.

Penjualan ritel Jepang yang merupakan tolak ukur belanja domestik naik 2,7% setelah meningkat 1,9% pada Agustus, penjualan retail kuartal III naik total 1,4% setelah sempat terkontraksi pada kuartal sebelumnya.

Meski output industri mengalami kenaikan, sejumlah analis menyampaikan Jepang belum bisa mengklaim pemulihannya. Pemerintahan Abe dituntut untuk terus mengumpulkan bukti cukup untuk dapat merealisasikan rencana kenaikan pajak penjualan kedua.

Ekspektasi atas pengucuran stimulus berikutnya pun menegaskan ketidakyakinan pasar terhadap pemulihan negara perekonomian terbesar Asia tersebut. Padahal, Abe terdesak waktu untuk memutuskan apakah ia akan kembali menaikkan pajak penjualan pada 2015 mendatang. Ia dijadwalkan mempublikasikan keputusannya pada Desember.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dara Aziliya
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bloomberg/Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper