Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Partai Oposisi Jepang: Pajak Penjualan Tak Naikkan = Pemerintah Gagal

Di tengah pertimbangan berat Abe untuk memutuskan kenaikan pajak penjualan berikutnya, partai oposisi, Partai Demokrat kerap mendesak Abe untuk segera merealisasikan hal tersebut.
Dua menteri utama Abe yaitu menteri perdagangan industri dan menteri kehakiman mengajukan pengunduran diri karena terlibat skandal penggunaan dana politik./reuters
Dua menteri utama Abe yaitu menteri perdagangan industri dan menteri kehakiman mengajukan pengunduran diri karena terlibat skandal penggunaan dana politik./reuters

Bisnis.com, TOKYO -- Di tengah pertimbangan berat Abe untuk memutuskan kenaikan pajak penjualan berikutnya, partai oposisi, Partai Demokrat kerap mendesak Abe untuk segera merealisasikan hal tersebut.

Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Jepang, Yukio Edano menyampaikan jika Abe tidak jadi merealisasikan rencananya tersebut, maka hal tersebut akan menegaskan kegagalannya dalam menggenjot pertumbuhan ekonomi Jepang.

“Jika pemerintah tidak menaikkan pajak penjualan, situasi fiskal dan perekonomian akan memburuk. Mereka tidak dapat mengklaim bahwa program Abenomics sukses,” ungkap Edano.

Sebelumnya, Kementerian Keuangan, BoJ, dan sejumlah korporasi raksasa Jepang pun menyatakan dorongannya pada Abe untuk menaikkan pajak penjualan.

Sayangnya, 2 bulan menjelang keputusan, belanja domestik belum menunjukkan kestabilan pemulihan. Abe dihimpit pada persoalan belanja domestik namun keharusan untuk menekan laju utang negara tersebut yang kini nilainya dua kali dari produk domestik bruto (PDB).

Ditambah lagi, pekan lalu dua menteri utama Abe yaitu menteri perdagangan industri dan menteri kehakiman mengajukan pengunduran diri karena terlibat skandal penggunaan dana politik.

Agar tidak menganggu kebijakannya, Abe berjanji akan segera mencarikan pengganti Yuko Obuchi dan Midori Matsushima.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dara Aziliya
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bloomberg/Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper