Bisnis.com, Jakarta—Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyebutkan titik pengungsian untuk korban erupsi Gunung Sinabung berkurang dari 16 titik menjadi 12 titik.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo mengatakan pengurangan jumlah titik pengungsian berfungsi untuk mempermudah penanganan. Saat ini, jumlah pengungsi erupsi Gunung Sinabung mencapai 3.284 jiwa atau 1.018 KK.
Sutopo mengatakan aktivitas Gunung Sinabung pada Minggu (26/10) masih tinggi. BNPD mencatat telah terjadi guguran 98 kali dan 2 kali awan panas guguran dari puncak dengan jarak luncur terjauh 3.500 m ke arah selatan.
“Tinggi kolom abu awan panas sekitar 2.000 m dan teramati guguran lava dari dekat puncak (sisi barat) sejauh 700-1.000 m. Saat ini status tetap Siaga (level 3),” tuturnya Senin (27/10).
Dia mengakui belum tahu erupsi Gunung Sinabung akan berakhir. Demikian halnya dengan Badan Geologi yang juga belum bisa memprediksikan kapan Gunung Sinabung akan kembali normal. Semua parameter kegunungapian masih menunjukkan aktivitas yang tinggi.
Karena itu, erupsi dan luncuran masih berpotensi terjadi. Pola luncuran awan sudah diketahui sesuai bukaan kawah yaitu ke tenggara-selatan hingga radius 5 km. Sedangkan lainnya, berada pada radius 3 km yang masyarakat harus mengungsi.
Untuk itulah status tanggap darurat hanya diberlakukan bagi daerah-daerah yang warganya harus mengungsi saja. Tidak seluruh Kab. Karo darurat yang lainnya sudah dapat melakukan aktivitas normal.
Berdasarkan laporan BPBD Karo total dana yang sudah digunakan senilai Rp10, 24 miliar untuk 2.161 KK (6.628 jiwa).