Bisnis.com, BEIJING -- Meningkatnya permintaan ekspor diyakini akan menjadi pendorong utama naik tipisnya indeks manufaktur Negeri Panda. Data sementara pembelian manajer pabrik (purchasing manager’s index/PMI) yang dipublikasikan HSBC dan Markit menunjukkan indeks 50,4, naik dari bulan sebelumnya 50,2.
Larry Hu, ekonom Macquarie Securities Ltd memprediksi peningkatan indeks PMI ini akan terus berlangsung hingga akhir tahun, sejalan dengan optimistis pemerintah untuk mempertahankan laju kenaikan ekspor.
“Peningkatan produktivitas sektor manufaktur akan terus berlanjut hingga kuartal keempat. Ini akan membantu pemerintah untuk mengejar target pertumbuhan,” ungkap Larry di Hong Kong, merespons laporan tersebut.
Seperti diketahui, ekspor China mencatatkan kenaikan 15,3% pada September, lebih tinggi dari estimasi ekonom yang disurvei Bloomberyaitu kenaikan 12%. Adapun impor naik 7%, jauh melampaui estimasi ekonom yaitu kontraksi 2%, menyisakan surplus perdagangan US$31 miliar.
Meski demikian, ekonom HSBC Qu Hong Bin mengemukakan membaiknya performa sektor manufaktur tidak akan cukup menopang target pertumbuhan 7,5% yang ditargetkan pemerintah China.
“Aktivitas manufaktur pada Oktober menunjukkan kestabilan namun permintaan tidak cukup mendorong pertumbuhan. Kami harap pemerintah mempertimbangkan penerapan kebijakan longgar,” kata Qu.
Seperti diketahui, pemerintah berulangkali menyatakan akan menghindari kebijakan stimulus dan menoleransi perlambatan pertumbuhan.