Bisnis.com, BALIKPAPAN—Krisis air saat ini sedang terjadi di Kota Balikpapan.
Meski telah mengalami krisis air selama beberapa pekan terakhir lantaran musim kemarau yang panjang, Pemerintah Kota Balikpapan belum juga menetapkan status siaga darurat.
Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi mengatakan bahwa penetapan siaga darurat membutuhkan rekomendasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Masalahnya, hingga kini BKMG belum memberikan rekomendasi tersebut.
“Kita harus berpegang pada BMKG. Mereka belum memberi rekomendasi karena hujan sudah turun meskipun sedikit. Menurut PDAM pelayanan masih 40%, bisa sampai 7 Desember. Kalau dikaitkan dengan BMKG, masih ada kesempatan turun hujan,” tuturnya kepada wartawan, Senin (20/10/2014).
Setelah hujan dengan intensitas ringan mengguyur Balikpapan, debit air di Waduk Manggar hingga kini belum juga membaik.
Ketinggian air di waduk tersebut justru mengalami penurunan dari 4,77 meter menjadi 4,71 meter.
Rizal mengatakan, meskipun mengandalkan prakiraan cuaca dari BMKG, pihaknya akan tetap berupaya untuk melakukan antisipasi apabila ternyata curah hujan tak juga cukup untuk menambah debit air di Waduk Manggar.
Direktur Utama PDAM Balikpapan M. Saufan mengatakan, saat ini yang bisa dilakukan Pemkot dan PDAM hanyalah memaksimalkan pelayanan air di depo pelayanan air dengan tetap melakukan penggiliran pendistribusian air pada kedua Instalasi Pengolahan Air (IPA) di Balikpapan.
“Depo yang di MT haryono sudah dibuka, yang di Ruhuy Rahayu juga. Kadang-kadang yang di Dinas Pasar juga dibuka,” jelas Saufan.
Lebih lanjut, Rizal mengatakan pihaknya masih mengkaji apakah dilakukan pembagian gratis untuk masyarakat yang kurang mampu. “Tadi malam kami bahas apakah PDAM akan ditambah dengan keran-keran untuk melayani jerigen atau tandon besar. Kami kaji apakah dibagikan secara gratis atau tidak,” tukasnya.