Bisnis.com, TOKYO – Menteri Perdagangan dan Industri Yuko Obuchi dan Menteri Kehakiman Midori Matsushima menyatakan pengunduran diri dari Kabinet Pemerintahan Jepang, menambah beban Perdana Menteri Shinzo Abe yang tengah berupaya mempercepat pemulihan ekonomi negara tersebut.
Obuchi langsung mengajukan pengunduran dirinya setelah beredar kabar ia menyalahgunakan dana politik. Padahal, perannya pada kabinet dinilai amat krusial di tengah rencana Abe untuk kembali menaikkan pajak penjualan menjadi 10% dari saat ini 8%.
Dalam pengunduran dirinya Obuchi mengatakan bahwa ia merelakan jabatan tersebut agar persoalan yang menimpa dirinya tidak mengganggu jalannya negara.
“Kita tidak bisa membiarkan kinerja METI (Ministry of Economi, Trade, and Industry) terganggu karena masalah ini,” katanya.
Beberapa jam kemudian, Matsushima turut menyatakan pengunduran dirinya, setelah oposisi pemerintah menuduhnya telah melakukan kecurangan saat pemilihan umum.
Padahal, keduanya baru saja ditunjuk Abe kurang dari dua bulan lalu, sebagai komitmen perdana menteri tersebut untuk merealisasikan strategi Abenomics. Abe juga berulang kali menyatakan komitmennya untuk mendorong peran perempuan pada ketenagakerjaan dan pemerintahan.
“Saya yang menunjuk mereka, dan sebagai perdana menteri, saya harus bertanggung jawab. Saya meminta maaf pada negara ini dan akan segera mencari pengganti keduanya,” ungkap Abe pascapengunduran diri Obuchi dan Matsushima di Tokyo, Senin (20/10).
Atas mundurnya Obuchi dan Matsushima tersebut, ekonom memprediksi Abe akan menunda sejumlah kebijakan terkait.
“Untuk menghindari penurunan dukungan padanya, Abe sepertinya akan menunda kenaikan pajak penjualan dan menyiapkan paket kebijakan ekonomi lain,” ungkap ekonom Risona Bank, Koichi Kuroese.