Bisnis.com, LEBAK -- Musim kemarau yang tidak segera berganti hujan menghalangi petani padi di Kabupaten Lebak untuk bisa segera menanam padi.
Petani di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, diimbau tidak menanam padi karena curah hujan belum dipastikan turun pada pertengahan Oktober 2014.
"Kami menerima laporan dari BMKG Banten kemarau masih berlangsung hingga November mendatang," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Dede Supriatna di Lebak, Sabtu (11/10/2014).
Ia mengatakan, semestinya jadwal kalender musim tanam padi pada bulan Oktober, tetapi hingga kini cuaca masih kemarau. Bahkan, ribuan hektare sawah di Lebak mengalami kekeringan.
Karena itu, pihaknya meminta petani tidak melaksanakan gerakan tanam secara serentak sehubungan kemarau masih berlangsung.
"Kami memperkirakan musim tanam kedua bisa dilakukan Desember mengingat curah hujan relatif tinggi," katanya.
Menurut dia, selama cuaca kemarau itu sebaiknya petani mengganti pola tanam dari padi ke sayur-sayuran. Sebab, sayuran sangat menguntungkan bagi petani karena permintaan pasar cukup tinggi.
Selain itu, penanaman sayur-sayuran tidak menggunakan air banyak.
Tanaman sayur-sayuran tersebut di antaranya ketimun, kacang panjang, paria, dan terung.
Selama ini, petani di sejumlah kecamatan mengandalkan pola tanam padi dan belum melirik pada tanaman sayuran.
"Kalau bisa setahun digilir dua kali tanam padi dan satu kali sayuran untuk menghindari hama itu," katanya.
Ia menjelaskan, pihaknya memberikan apresiasi kepada para petani karena dapat menghasilkan produksi pangan mencapai 5,9 ton gabah kering panen atau pungut (GKP) per hektare.
Produksi sebanyak itu dinilai bagus karena surplus di atas rata-rata nasional 5,6 ton GKP per hektare.
"Kita optimistis produksi pangan di Lebak surplus, meskipun terjadi kekeringan," katanya.
Dede menyebutkan, pihaknya berkomitmen untuk mendukung surplus sebanyak 10 juta ton beras tahun 2014 dengan memprioritaskan pertanian, seperti perbaikan irigasi teknis maupun irigasi desa.
Sebagian besar areal persawahan di Kabupaten Lebak sekitar 53% atau 25.486 dari 47.760 hektare kategori sawah tadah hujan.
Pemerintah terus membangun sarana irigasi maupun bantuan pompanisasi untuk peningkatan produksi pangan.
"Saya yakin dengan perbaikan sarana irigasi itu tentu dapat mendongkrak produksi pangan," ujarnya.
Sejumlah petani di Kecamatan Rangkasbitung Kabupaten Lebak mengaku lega dengan produksi panen mencapai 5,9 ton GKP per hektare setelah dilakukan penghitungan ubinan.
"Kami berharap pemerintah daerah terus menyalurkan bantuan benih bersertifikat guna meningkatkan produksi pangan," katanya.