Bisnis.com, HONG KONG – Penjualan ritel di Hong Kong tumbang selama hari libur National Day China, terdampak oleh gerakan prodemokasi yang mengurungkan niat masyarakat untuk berbelanja, demikian Hong Kong Retail Management Association, Selasa (7/10/2014).
Sepekan terakhir, jalanan pusat kota Hong Kong dipenuhi masyarakat yang menuntut demokrasi. “Penjualan ritel sendiri 15% selama hari libur nasional, dibanding periode sama tahun lalu. Dampak terbesar mengenai peretail jam tangan dan perhiasan,” ungkap laporan tersebut.
Adapun penjualan usaha kecil-menengah anjlok 80% akibat aksi gerakan dipusatkan di Mong Kok, yang merupakan sentral belanja. Sejak beberapa hari, demonstran memblok jalan dan menutup toko-toko dengan alasan keamanan
BNP Paribas SA menilai jika demonstrasi terus berlanjut selama sebulan maka akan berdampak buruk pada sektor pariwisata Hong Kong. Faktor ketidakamanan kondisi diestimasi memangkas pendapatan salah satu pusat keuangan global tersebut hingga 0,4% PDB atau sebesar US$322 juta.
Data Departemen Imigrasi Hong Kong menunjukkan pengunjung asal wilayah lain di China yang masuk ke Hong Kong meningkat 2,2% pada libur nasional Golden Week yakni 1-5 Oktober, turun 15% dari periode sama tahun sebelumnya.