Bisnis.com, SYDNEY – Harga barang-barang kebutuhan dan jasa mulai memoderat, inflasi Australia kembali melambat pada September.
Lembaga swasta TD Securities-Melbourne Institute dalam data bulanannya menunjukkan inflasi Negeri Kanguru berada di level 2,2% (year-on-year), melambat dari tingkat bulan sebelumnya yaitu 2,5% sekaligus terendah sejak Oktober 2013.
Meski melambat, upaya pemerintah dan bank sentral untuk menstabilkan laju inflasi mulai menampakkan hasil. Adapun target jangka panjang inflasi yang ditetapkan oleh Reserve Bank of Australia (RBA) yakni 2%-3%.
“Dengan demikian, inflasi konsumen dari data pemerintah diprediksi hanya naik 0,4% pada kuartal III atau melambat 2,2% (yoy) setelah meningkat 3,3% pada kuartal sebelumnya,” ungkap laporan TD SMI yang dipublikasikan Senin (6/10).
Adapun bank sentral Australia akan menggelar pertemuan pada hari ini Selasa (7/10) untuk mendiskusikan tingkat suku bunga yang kemungkinan besar dipertahankan 2,5%.
Hingga saat ini, pemerintah Australia masih berupaya untuk menstabilkan laju harga barang kebutuhan. Pada September, bahan pangan, tembakau, dan biaya transportasi naik, namun penurunan terjadi pada biaya kesehatan, bahan bakar, dan pakaian