Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KOALISI PARTAI PEMERINTAH: Jokowi Hati-hati Berkomentar

Presiden terpilih Joko Widodo lebih hati-hati berkomentar terkait proses koalisi partai politik yang akan bergabung dalam poros pemerintah. Ketika ditanyakan terkait komunikasi dengan Partai Pembangunan Nasional dan Partai Amanat Nasional, Jokowi tidak banyak berkomentar.
Presiden Terpilih Joko Widodo/Bisnis
Presiden Terpilih Joko Widodo/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA-- Presiden terpilih Joko Widodo lebih hati-hati berkomentar terkait proses koalisi partai politik yang akan bergabung dalam poros pemerintah.  Ketika ditanyakan terkait komunikasi dengan Partai Pembangunan Nasional dan Partai Amanat Nasional, Jokowi tidak banyak berkomentar.

"Nanti dilihat," ujarnya singkat sebelum meninggalkan kantor Balaikota DKI Jakarta, Senin (29/9/2014). Padahal sebelumnya Jokowi merasa yakin kehadiran politikus PPP dan PAN dalam rapat kerja nasional IV PDI Pejuangan pertengahan September 2014 menunjukkan optimisme.

Pada waktu itu Jokowi berkomentar di rumah dinas Gubernur DKI Jakarta Jl Taman Suropati, bahwa proses bergabungnya PPP dan PAN dengan partai koalisi pendukung Jokowi-JK sudah mencapai level 80% ditandai kehadiran tokoh partai PPP dan PAN.

Namun, hingga sekarang belum ada lagi progres terbaru mengenai hasil komunikasi koalisi partai politik yang disampaikan oleh Jokowi. "Kita mesra-mesraan apa ngomong kamu," ujarnya.

 Adapun data 80% terkait proses bergabungnya PPP dan PAN justru dipertanyakan dasarnya oleh Sekjen PPP Romahurmuziy. Menurutnya kehadiran sebagai pengurus partai dalam rakernas PDI Perjuangan hanya sekedar memenuhi undangan saja.

"Itu hal yang saya kira perlu dibedakan antara political gimmick dan political reality, mau 80%, 50%, 25% hitung-hitungannya dari mana," katanya pekan lalu.

Saat angka itu ditanyakan kepada Jokowi, tidak ada komentar yang keluar dari mulutnya. Ia hanya tersenyum mendengar penjelasan wartawan bahwa Emron menanyakan dasar perhitungan politiknya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Akhirul Anwar
Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper