Bisnis.com, TOKYO-- Inflasi inti konsumen Jepang kembali melambat pada Agustus, mengindikasikan upaya Bank of Japan (BoJ) dan pemerintah untuk mencapai target inflasi 2% belum membuahkan hasil.
Tanpa menghitung dampak kenaikan pajak penjualan, inflasi inti Jepang berada di level 1,1% pada Agustus, melambat dari 1,3% pada bulan sebelumnya.
Dengan menghitung dampak kenaikan pajak penjualan, inflai naik 3,1% (year-on-year), melambat dari inflasi Juli yaitu 3,3% sekaligus lebih renddah dari estimasi ekonom yaitu kenaikan 3,2%.
Ekonom Societe Generale Securities Takuji Aida menyampaikan BoJ harus segera mengambil tindakan implementasi kebijakan longgar. Ia memperhitungkan inflasi tidak akan terakselerasi tanpa adanya kebijakan akomodatif.
Pemerintah juga harus mengimplementasikan paket stimulus dalam jumlah besar sebelum kenaikan pajak penjualan kedua yang akan segera ditetapkan, kata Aida merespons laporan inflasi yang dipublikasikan Jumat (26/9).
Ekonom Credit Suisse Group AG Hiromichi Shirakawa mengatakan BoJ harus segera menentukan skenario yang akan dijalankan paling lambat Desember tahun ini atau Januari tahun depan.
Harga-harga terancam jatuh karena tidak ada alasan solid yang mendorong belanja konsumen. BoJ terdesak untuk segera tentukan skenario, kata Shirakawa.
Sebelumnya, Kepala ekonom Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) Rintaro Tamaki menegaskan Pemerintah Jepang harus segera mengimplementasikan kebijakan darurat untuk mencapai target inflasi, apalagi pemerintah berencana kembali menaikkan menjadi 10% pada 2015.
Kami berasumsi inflasi konsumen Jepang tidak akan sentuh 2% hingga 2015 jika kebijakan ekonomi stabil seperti ini. Bank of Japan (BoJ) harus mempertahankan kebijakan moneter, untuk menyambut keputusan kenaikan pajak penjualan Oktober 2015 nanti, jelas Tamaki di Tokyo awal pekan ini.
Di sisi lain, ekonom memprediksikan BoJ belum akan memutuskan kebijakan longgar dalam waktu dekat, meski para dewan memprediksikan ini merupakan keputusan sensitif terkait kenaikan pajak penjualan yang telah melesukan belanja korporasi dan bisnis.
Adapun bankir bank sentral dijadwalkan menggelar pertemuan mendiskusikan hal ini 7 Oktober mendatang. Sebelumnya BoJ memprediksikan inflasi akan segera moderat mengingat pasar tenaga kerja yang mengetat, namun hal itu disambut skeptis oleh ekonom.