Bisnis.com, JAKARTA--Indonesia dan negara Asean lain diharapkan mewaspadai tahun-tahun awal transformasi struktur perekonomian China dari negara eksporter menjadi negara konsumen yang ditandai dengan penurunan permintaan bahan baku dan pelambatan pertumbuhan.
"Pidato-pidato terakhir (Presiden China) Xi Jinping menandakan keinginan China untuk tidak hanya menjadi lokomotif produksi, melainkan juga consumer-depend country," kata Yose Rizal Damuri, Kepala Departemen Ekonomi Center for Strategic and International Studies (CSIS) yang dihubungi Bisnis.
Awal pekan ini, The Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) memproyeksi pertumbuhan PDB Negeri Panda mengalami sedikit pelambatan dari 7,4% pada tahun ini menjadi 7,3% pada 2015.
Yose mengemukakan, China sudah tidak bisa lagi mengharapkan ekspor sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi, lebih-lebih karena negara maju belum pulih. Di sisi lain, tambahnya, pertumbuhan pasar domestik lebih menjanjikan.
"Ini yang harus diwaspadai. China kan hub untuk assembling sebelum dikirim ke Eropa atau AS. Ekspor kita [ke China] akan turun, terutama bahan baku. Thailand juga akan kena," ungkapnya.
Namun, Yose menekankan, transformasi ekonomi China juga membuka peluang terciptanya pasar barang jadi. Indonesia atau Asean, terangnya, bisa memanfaatkan peluang itu dengan menggenjot penghiliran bahan baku dan berekspansi di China.