Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

UE Jatuhkan Sanksi Ekonomi Kedua Kepada Rusia, AS Menyusul

Bisnis.com, BRUSSELS/WASHINGTON--Uni Eropa akhirnya menjatuhkan paket sanksi ekonomi kedua bagi Rusia terkait dengan konflik di belahan timur Ukraina.

Paket sanksi kedua sempat tertunda beberapa hari ini, akhirnya dijatuhkan pada Kamis (11/9/2014) yang rencananya disusul dengan pemberian sanksi baru dari AS.

Presiden Dewan UE Herman van Rompuy mengatakan jajarannya akan melakukan peninjauan terhadap sikap Rusia yang dituduh mendukung milisi di timur Ukraina, sebelum akhir bulan ini.

Jika ternyata sikap Rusia kooperatif, Rompuy menuturkan beberapa poin sanksi akan dibatalkan. "Jika ada jaminan [Rusia menarik pasukannya], sebagian atau seluruh proposal penjatuhan sanksi bisa ditarik," ujarnya seperti dikutip Reuters, Jumat waktu setempat (12/9/2014).

Pemaksaan terhadap sikap kooperatif Moskow ini diharapkan bisa mengurangi dampak buruh terhadap negara anggota UE yang yang perdagangan maupun pasokan energinya sangat bergantung pada Rusia, seperti Belanda dan Jerman.

Pejabat UE mengatakan, salah satu pasal sanksi berisi pencekalan 3 raksasa korporasi energi Rusia yaitu Rosneft, Transneft dan Gazprom untuk berinvestasi atau menambah pinjaman dari negara Eropa, tetapi tidak termasuk sektor gas.

Selain itu, ketiga perusahaan itu tidak diperbolehkan melakukan eksplorasi, operasi atau pengujian di Laut Arctic.

Produsen tank Uralvagonzavod, perusahaan luar angkasa Oboronprom dan BUMN Rusia yang memproduksi pesawat tempur United Aircraft Corp (UAC) juga dilarang beroperasi di Eropa.

Sanksi UE lain adalah pelarangan terhadap perusahaan-perusahaan Rusia menambah pemodalan melalui instrumen finansial yang jatuh tempo dalam rentang 30 hari.

Di sisi lain, sebagian negara Eropa berharap Rusia tidak membalas sanksi tersebut, meskipun Kemenlu Rusia beberapa hari lalu menegaskan akan bereaksi keras apabila paket sanksi ekonomi ternyata benar dilakukan oleh UE.

Selain Rompuy, Kesepakatan waktu pemberian sanksi kepada Rusia diteken oleh sejumlah pemimpin negara anggota UE, antara lain PM Inggris David Cameron, Kanselir Jerman Angela Merkel, Presiden Prancis Francois Hollande dan PM Italia Matteo Renzi.

Presiden AS Barack Obama mengatakan dia akan menjabarkan detil isi sanksi dalam waktu dekat.

Sebelumnya dikabarkan, AS berencana menjatuhkan sanksi kepada bank terbesar Rusia, Sberbank dan membatasi akses bank Rusia lain terhadap pemodalan dari AS.

"Jika Rusia benar-benar mau kooperatif [menarik pasukan dari Ukraina], penjatuhan sanksi bisa ditunda. Namun sayangnya, sampai saat ini bukti di lapangan masih terlalu sedikit," ujar Juru Bicara PM Inggris.

Kremlin, istana kepresidenan Rusia, menolak semua tuduhan Eropa dan Ukraina serta mengancam akan membalas penjatuhan sanksi dengan tindakan yang tidak kalah keras.

Apabila Rusia membalas sanksi ini, dapat dipastikan perdagangan keduanya terganggu karena lebih dari sepertiga kebutuhan barang dan 40% energi UE diimpor dari Rusia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arys Aditya
Editor :
Sumber : Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper