Bisnis.com, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri Marty M. Natalegawa bertemu dengan anggota Tim Transisi dari Presiden terpilih Joko Widodo untuk membahas agenda dan politik luar Negeri Indonesia.
Marty mengatakan pertemuan dengan tim transisi berlangsung selama hampir 1,5 jam.
Selama kurun waktu tersebut, Marty dan tim yang diketuai oleh Rini M. Soemarmo membahas sejumlah agenda dan arah kebijakan politik luar Negeri Indonesia.
"Dibahas mengenai masalah-masalah yang perlu ditransisikan, sesuai arahan Presiden SBY selama ini, dan hal-hal yang berkaitan dengan program yang segera dihadapkan pemerintah terpilih nanti," ujar Marty saat dijumpai di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (9/9/2014).
Dia menyebutkan beberapa agenda yang akan dihadapi oleh Presiden terpilih Jokowi segera setelah pelantikan antara lain Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asean, KTT APEC, pertemuan pimpinan Negara-negara G20, dan sejumlah kegiatan lainnya.
"Tadi bukan saja rangkaian kegiatannya, tetapi agenda-agendanya. Kami sampaikan pada beliau tentang KTT APEC, apa temanya, apa prioritas Indonesia selama ini, kemudian di Asean juga apa prioritas Indonesia selama ini, dan seterusnya."
Di sisi lain, ujarnya, Kemenlu juga memberikan update tentang perkembangan masalah-masalah yang ditekuni Indonesia, termasuk perkembangan masalah-masalah di kawasan dalam beberapa waktu terakhir, persoalan Laut China Selatan, dan persoalan kawasan lainnya secara lebih luas.
"Saya kira percakapan kami dengan Ibu Rini Ketua Tim Transisi berjalan dengan baik. Dan saya kira ada tekad yang kuat di antara kedua belah pihak untuk memastikan peluang-peluang yang lebih baik akan dilanjutkan."
Marty menegaskan posisi Indonesia di tingkat global. Dia mengatakan Indonesia selama ini tampil bukan hanya sebagai negara partisipan, melainkan juga berperan aktif membantu menangani berbagai persoalan internasional.
"Indonesia membantu memberikan kontribusi yang positif," ujarnya.
Menurut Marty, politik luar negeri merupakan agenda yang bersifat berkelanjutan dan bersinambungan karena terlepas dari perkembangan di dalam negeri.
"Masalah internasional terus berkembang dengan cepat, dengan pesat, sehingga kita harus senantiasa memberikan kontribusi," ujarnya.
