Bisnis.com, JAKARTA -- Skotlandia sedang berada dalam masa-masa penting untuk menentukan status dirinya.
Selisih suara antara dua kelompok yang ingin memisahkan diri dan mereka yang ingin tetap di bawah kekuasaan Kerajaan Inggris Raya sangat tipis sembilan hari menjelang pelaksanaan referendum.
Sementara itu dukungan terhadap mereka yang ingin memerdekakan diri kian kuat, menurut hasil jajak pendapat yang diselenggarakan lembaga survey TNS sebagaimana dikutip Reuters, Selasa (9/9/2014).
Mereka yang akan memilih "Tidak" untuk melepaskan diri turun ke angka 39% dari angka 45% bulan lalu. Sedangkan mereka yang memilih “Ya” naik ke posisi 38% atau meningkat dari posisi 32% bulan sebelumnya.
"Jajak pendapat ini menunjukkan satu perubahan yang luar biasa dalam hal pemungutan suara,” ujar Tom Costley, kepala TNS Scotland.
Dia menyebutkan terlalu dini untuk menyatakan hasilnya dan kedua pihak sekarang akan berlomba untuk saling mempengaruhi mereka yang belum mempunyai pilihan dalam beberapa hari terakhir.
Kelompok pendukung “Ya” dipimpin oleh Alex Salmond asal Skotlandia
Partai Nasional, partai berkuasa di Skotlandia, menyetujui pemisahan wilayah itu dari Kerajaan Inggris, satu hal yang sulit terwujud selama 300 tahun bergabung dengan Inggris Raya.