Bisnis.com, SURABAYA – Sejalan keinginan memperbaiki infrastruktur perkotaan, Pemerintah Kota Surabaya berencana membangun akses jalan Suramadu-Juanda untuk menunjang pertumbuhan ekonomi di kawasan Surabaya Timur.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan pihaknya ingin menghidupkan Kota Surabaya bagian timur yang sejatinya berada di kawasan pesisir pantai, dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tidak setinggi di Surabaya Barat.
Menurut Risma, membangun Sentra Ikan Bulak (SIB) bagi para pegadang ikan dan makanan olahan laut saja tidak cukup apabila tidak ditunjang infrastruktur lainnya.
"Nantinya SIB akan ramai apabila infrastuktur di sekitarnya dibangun secara serius. Saya jamin SIB akan bisa seramai sentra ikan hias Gunungsari seperti sekarang ini. Padahal, dulu pembangunan sentra ikan hias itu mendapat perlawanan dari pedagang ikan hias, malah sekarang omzet mereka naik," jelasnya di sela-sela acara Gerakan Koperasi Kota Surabaya menyongsong Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015, di SIB, Kenjeran, Minggu (7/9/2014).
Risma, panggilan Tri Rismaharini, mengatakan dengan adanya akses jalan tersebut berharap masyarakat yang melintas dari Suramadu menuju Juanda bisa singgah di sentra kuliner SIB. Rencananya, akan dibangun pula plaza di sekitarnya untuk meramaikan SIB.
Adapun akses Suramadu-Juanda atau yang disebut jalan lingkar luar timur itu akan melintasi 5 kecamatan, yakni Kecamatan Bulak, Kecamatan Mulyorejo, Kecamatan Sukolilo, Kecamatan Rungkut, hingga Kecamatan Gunung Anyar.
Proyek tersebut akan tersambung dengan wilayah Sidoarjo di kawasan Tambak Oso, Waru yang menjadi akses menuju Bandara Internasional Juanda. Proyek tersebut sejak tahun lalu direncanakan, dan saat ini Pemkot Surabaya masih merampungkan detail engineering design (DED) dan proses pembebasan lahan.
Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya itu menambahkan pemkot juga ingin membangun jembatan di atas laut dengan konsep yang diadopsi dari Busan Korea Selatan.
"Kalau melintas jembatan Kenjeran pada sore hari itu bisa melihat pemandangan air mancur. Jadi, kalau mau lihat air mancur menari-nari tidak perlu jauh-jauh ke Busan cukup ke Kenjeran," imbuh Risma.
Terkait dengan keberadaan SIB, Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Surabaya Hadi Mulyono mengatakan sejak SIB diresmikan hingga kini telah SIB telah memilki 38 pedagang yang tergabung dalam koperasinya.
Alhasil, koperasi SIB kini sudah memiliki omzet rerata Rp3,3 juta per hari dari modal awal sebesar Rp2,1 juta. "Jika dilihat pertumbuhan omzet koperasi, keberadaan SIB sangat bermanfaat bagi pedagang,” ujarnya.