Bisnis.com, JAKARTA - Pengamat politik Ray Rangkuti mengingatkan pada presiden terpilih Joko Widodo untuk tidak tergesa-gesa menaikkan atau mencabut subsidi BBM.
Dia mengatakan Joko Widodo harus berani melihat lebih jauh terkait akar permasalahan yang menimbulkan kelangkaan BBM dan defisitnya anggaran pemerintah ke depan.
"Saya pikir Jokowi jangan dulu bicara naik bbm atau bagaimana mencabut subsidi, lebih baik dia berani atau tidak mencokok mafia yang ada di beberapa sektor pemerintahan," katanya pada diskusi di kawasan Tebet Jakarta Selatan, Rabu (3/9/2014).
Menaikan harga BBM, kata Ray, akan menimbulkan kesan bahwa Jokowi dengan Susilo Bambang Yudhoyono tidak jauh berbeda dilihat dari segi karakter atau gaya kepemimpinannya.
Dia menganjurkan agar secepatnya Jokowi memulai pergerakan untuk bisa mereformasi birokrasi seperti janjinya pada saat kampanye dulu. Dengan begitu, dia akan dinilai masyarakat sebagai Presiden yang didambakan rakyat.
"Namun, apabila gaya Jokowi sama dengan SBY, maka lihat saja nanti, pamor dia akan runtuh gara-gara terlau cepat mengambil tindakan menaikan harga BBM," ungkapnya.