Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tekan Angka Kemiskinan, Pemprov Sulut Ubah Paradigma Masyarakat

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Utara (Sulut) berupaya mengurangi angka kemiskinan dengan mengubah paradigma masyarakat.
 Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, MANADO—Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Utara (Sulut) berupaya mengurangi angka kemiskinan dengan mengubah paradigma masyarakat.

Pada Selasa (26/8/2014), Pemprov Sulut berdialog bersama utusan khusus presiden untuk penanggulangan kemiskinan S. Dillon guna mengurangi dampak kemiskinan di setiap daerah yang ada di Indonesia, termasuk di Sulut.

Dalam dialog tersebut, Pemprov Sulut melakukan pembahasan bersama mengenai langkah yang harus diambil daerah dalam penuntasan kemiskinan.

Utusan khusus presiden untuk penanggulangan kemiskinan S. Dillon mengatakan setiap daerah harus mengubah paradigma mengenai kemiskinan.

“Kita ketahui bersama jumlah kemiskinan di negara kita cukup tinggi. Untuk menanggulangi hal tersebut, perlu dilakukan perubahan paradigma. Masyarakat harus diajar bagaimana membangun kehidupan yang lebih layak lagi,” ujar Dillon, Selasa (26/8/2014).

Menurutnya, perubahan paradigma dilakukan dengan cara pendekatan langsung sehingga rantai kemiskinan dapat diputuskan.

Dia mengatakan Indonesia dikenal dengan negara agraris besar dengan pertanian. Untuk itu, pemerintah berupaya melakukan pendekatan di bidang pertanian.

Khusus di Sulut, Dillon ingin melihat sejauh mana penanggulangan kemiskinan yang ada di daerah tersebut dan langkah apa saja yang sudah diambil dalam menanggulangi kemiskinan.

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemprov Sulut Sanny Parengkuan mengatakan rasa terima kasih kepada utusan khusus presiden yang mau mengunjungi Sulut sebagai bentuk kepedulian dan perhatian presiden terhadap eksistensi Sulut dalam dinamika pembangunan.

“Segala masukan berharga yang diberikan bagi Sulut untuk menanggulangi kemiskinan memberikan kontribusi yang positif, sehingga ke depan pemerintah akan mengambil langkah cepat untuk mengurangi nilai kemiskinan di tiap daerah,” ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Herdiyan
Editor : Nurbaiti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper