Bisnis.com, JAKARTA - Maskapai Malaysia Airlines yang tahun ini mengalami dua kecelakaan fatal semakin ditinggalkan oleh peminat jasa penerbangan dan terpaksa membakar US$2 juta tiap harinya dengan kursi pesawat yang mayoritas tidak terisi.
Tragedi pertama pada bulan Maret, penerbangan MH370 rute Kuala Lumpur-Beijing secara misterius hilang bersama 12 kru dan 227 penumpang di dalamnya.
Ketika tragedi kedua terjadi bulan Juli. Penerbangan MH17 yang melintas di udara Ukraina membawa 283 penumpang dan 15 kru, semuanya tewas.
Malaysia Airlines memang sudah merugi selama 5 tahun terakhir, bahkan tanpa dua tragedi tahun ini.
"Maskapai di Asia Tenggara itu membakar US$2,16 juta per hari dan rugi setiap harinya adalah US$1,6 juta," kata Oliver McGee, seorang profesor di Universitas Howard, seperti dikutip Mashable, Selasa (26/8).
Untuk membantu penjualan, maskapai menaikkan komisi agen penjual tiket di Australia dari 6% menjadi 11%.
Malaysia Airlines juga menawarkan harga tiket separuh dari harga kompetitornya, seperti rute Kuala Lumpur-Beijing US$238 ketika yang lain mematok harga US$500.
Namun rupanya strategi bangkit dari keterpurukan belum menunjukkan hasil, dan Malaysia Airlines memilih tetap terbang meski merugi.(ant/yus)
MALAYSIA AIRLINES: Sepi Penumpang, Terpaksa Terbang Merugi US$1,6 Juta/Hari
Maskapai Malaysia Airlines yang tahun ini mengalami dua kecelakaan fatal semakin ditinggalkan oleh peminat jasa penerbangan dan terpaksa membakar US$2 juta tiap harinya dengan kursi pesawat yang mayoritas tidak terisi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
11 jam yang lalu