Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Selat Sunda Ramai, Pariwisata Banten Bangkit

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Badan Pimpinan Daerah Banten mengatakan program pembangunan jembatan selat sunda yang menghubungkan pulau Jawa dan Sumatra telah meningkatkan pertumbuhan industri pariwisata Banten.
Pariwisata Banten/Bisnis
Pariwisata Banten/Bisnis

Bisnis.com, TANGERANG—Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Badan Pimpinan Daerah Banten mengatakan program pembangunan jembatan selat sunda yang menghubungkan pulau Jawa dan Sumatra telah meningkatkan pertumbuhan industri pariwisata Banten.

Deni Nur Alam, Kepala Bidang Promosi PHRI Banten mengatakan industri pariwisata Banten yang sebelumnya nampak lesu, kini tengah menggeliat seiring dengan rencana pembangunan JSS serta program pembangunan kawasan ekonomi khusus pariwisata dari Pemprov Banten.

“Pemprov Banten tengah berencana membangun dermaga kapal pesiar di pantai Anyer. Hal ini untuk menarik wisatawan mancanegara yang berkeliling menggunakan kapal pesiar,” ujarnya kemarin, Sabtu (24/8/2014) di Anyer, Serang.

Tidak hanya itu, program pembangunan Mesjid Terapung Banten di pantai Anyer yang digagas oleh stakeholder Banten untuk menciptakan pariwisata religi di Banten juga menciptakan daya tarik tersendiri.

Menurutnya, jika JSS telah berdiri, maka jalur Anyer akan menjadi salah satu akses utama dari Serang, Kabupaten Pandeglang menuju ke Merak, lokasi jembatan selat sunda.

Letupan gunung Anak Krakatau yang terjadi secara aktif, lanjutnya, kini tengah dikembangkan menjadi wisata pemantauan aktivitas vulkanik gunung.

Menurutnya, jarak gunung Anak Krakatau dengan pantai Anyer yang mencapai 42 KM, merupakan jarak yang sangat aman atau tidak berdampak jika aktivitas gunung meningkat.

“Ketika dikatakan siaga dua, maka lokasi yang berjarak 2 KM harus kosong dari aktivitas manusia. Sementara ini 42 KM, maka sangat aman,” ujarnya.

Deni mengatakan, ketika gunung Anak Krakatau terpantau aktif dengan mengeluarkan semburan abu vulkanik, hal itu memberikan kemanan bagi masyarakat sekitar, karena, hal yang berbahaya justru jika gunung tidak terpantau aktif.

“Jika gunung tidak aktif, itu harus diwaspadai karena adalah hal yang menghambat letupan, jika begitu, maka gunung dapat meledak sangat keras kapan pun. Selama masih aktif dan mengeluarkan letupan, maka aman untuk wisata,” tuturnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ismail Fahmi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper