Bisnis.com, KUALA LUMPUR – Pemerintah Malaysia mengajak perempuan yang sebelumnya memutuskan untuk mengurus keluarga, kembali ke dunia kerja. Hal ini dilakukan malaysia untuk mendorong produktivitas ekonomi.
Malaysia adalah negara Asia Tenggara dengan tingkat partisipasi perempuan pada pasar tenaga kerja terendah. Untuk menarik minat perempuan, pemerintah berkolaborasi dengan perusahaan meningkatkan fasilitas child-care di lingkungan kerja.
Menteri Pemberdayaan Perempuan, Keluarga dan Komunitas Malaysia, Rohani Abdul Karim sejauh ini telah membangun kerjasama dengan Citigroup dan General Electric.
“Kementerian berencana meningkatkan partisipasi tenaga kerja perempuan menjadi 55% pada 2015 dan 52,4% tahun ini,” kata Rohani di Kuala Lumpur, Rabu (20/8).
Sebelumnya, Perdana Menteri Najib Razak telah menawarkan insentif pajak pada korporasi-korporasi yang meningkatkan fasilitas child-care dan mengizinkan jam kerja fleksibel untuk perempuan.
Data menunjukkan dua pertiga perempuan Malaysia mundur dari karirnya untuk mengurus keluarga. Dengan peningkatan produktivitas PM Najib berambisi menjadikan Malaysia sebagai negara berpendapatan tinggi pada 2020 mendatang.
“Sumber daya manusia adalah aset. Kita membutuhkan perempuan dan pemikirannya,” kata Rohani.
Data World Bank menunjukkan hanya 46,8% pekerja perempuan di Malaysia pada 2012. Ini merupakan tingkat terendah jika dibandingkan dengan negara tetangganya di Asia Tenggara yang tingkat partisipasi tenaga kerja perempuannya di atas 52%.