Bisnis.com, KUALA LUMPUR - Pertumbuhan ekonomi Malaysia kuartal II/2014 terakselerasi 6,4%, menjadi laju tercepat dalam 6 kuartal terakhir yang tertopang oleh peningkatan permintaan ekspor. Pada kuartal pertama, Malaysia tumbuh 6,2% dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Angka pertumbuhan ini juga berada di atas estimasi ekonom yang disurvei Bloomberg yaitu pertumbuhan 5,8%. Pertumbuhan di atas ekspektasi memperkuat spekulasi penaikan tingkat suku bunga oleh bank sentral.
Jika terealisasi, Malaysia adalah negara pertama di Asia Tenggara yang menaikkan tingkat suku bunga karena kestabilan ekspor, investasi, permintaan luar negeri, dan konsumsi domestiknya. Malaysia menunjukkan daya tahan ekonominya, di tengah perlambatan ekonomi yang melanda negara tetangganya, Singapura, Thailand, dan Indonesia.
"Ekonomi Malaysia amat menonjol, satu dari sejumlah kecil perekonomian yang menunjukkan penguatan. Ini artinya bank sentral memiliki ruang cukup untuk normalisasi kebijakan moneter," kata ekonom Capital Economics Ltd, Krystal Tan.
Seperti diketahui, pertumbuhan Indonesia turun ke level terendah sejak 2009 menjadi 5,12 pada kuartal kedua lalu. Singapura masih menghadapi persoalan pasar properti. Thailand pesimistis terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal dua, dengan memprediksikan pertumbuhan 0,1% dari kuartal sebelumnya.
Merespons laporan PDB yang dipublikasikan Bank Negara Malaysia, ringgit menguat 0.6% melawan dolar dan telah menguat 3,6% sepanjang tahun ini.
Selain memperkuat spekulasi kenaikan tingkat suku bunga, pertumbuhan kuartal II diprediksikan akan menjadi alasan bank sentral Negeri Jiran menaikkan estimasi pertumbuhan menjadi 5,5% dari sebelumnya 4,5%.
Pemerintah akan segera mengumumkan estimasi pertumbuhan yang baru, kata gubernur bank sentral, Zeti Akhtar Aziz. Para analis pun mengaku mereka akan mengeluarkan estimasi baru pertumbuhan ekonomi Malaysia setelah publikasi PDB.
Sebelumnya, Malaysia mengucurkan investasi dengan mempermudah izin negara lain untuk dapat beroperasi di Malaysia. Kebijakan ini menjadikan Malaysia sebagai negara teramah bisnis keenam di dunia, menurut World Bank.
Di sisi lain, Perdana Menteri Najib Razak menyampaikan dirinya ingin meningkatkan kontribusi pariwisata, kesehatan, dan sektor jasa lain menjadi 55,2% pada 2013 dan naik menjadi 65% terhadap PDB pada 2020.