Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PIDATO KENEGARAAN: Indonesia Bukan Negara Agama

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan sejak awal didirikannya hingga saat ini Indonesia adalah negara yang berketuhanan, namun bukan negara agama sehingga dengan demikian semua paham yang ingin mendirikan negara agama di Tanah Air harus ditolak.
Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono/JIBI
Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono/JIBI

Bisnis.com, JAKARTA -  Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan sejak awal didirikannya hingga saat ini Indonesia adalah negara yang berketuhanan, namun bukan negara agama sehingga dengan demikian semua paham yang ingin mendirikan negara agama di Tanah Air harus ditolak.

"Ini adalah ujian bagi kebangsaan kita, ke-Indonesia-an kita. Indonesia adalah negara berketuhanan, bukan negara agama," kata Presiden dalam pidato kenegaraan di Gedung DPR/MPR/DPD RI Jakarta, Jumat (15/8/2014).

Presiden mengatakan bila pada awal kemerdekaan para pendahulu dan pendiri bangsa berjuang mempertahankan kemerdekaan, kini generasi penerus bertugas tetap menjaga persatuan, pluralisme dan semangat ke-Indonesia-an.

"Kita harus menjaga ke-Indonesia-an kita. Perjuangan kita di abad ke-21 tidak lagi menjaga kemerdekaan, namun menjaga ke-Indonesia-an. Tidak ada gunanya kita menjadi semakin makmur dan modern, namun kehilangan yang amat fundamendal dan terbaik dari bangsa kita, Pancasila, ke-Bhinnekaan, semangat persatuan, toleransi, kesantunan, pluralisme, dan kemanusiaan," kata Presiden, menegaskan.

Presiden Yudhoyono mengatakan jika para pendiri bangsa dulu mempertahankan kemerdekaan sampai titik darah penghabisan, bagi generasi kini ke-Indonesia-anlah yang harus dipertahankan mati-matian. (Antara)

"Karena itu pulalah, Pemerintah dengan tegas menolak penyebaran paham sesat ISIS di Tanah Air karena sangat bertentangan dan bahkan berbahaya bagi jati diri kita. Para pemimpin di seluruh Tanah Air, saya minta untuk tegas mengambil sikap mengenai tantangan ini," tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Martin Sihombing

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper