Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ITF Keluhkan Perompakan di Selat Malaka

Kapal--kapal internasional masih dihantui aksi perompakan yang sering terjadi di Selat Malaka
Patroli laut/JIBI
Patroli laut/JIBI

Bisnis.com,  JAKARTA--Kapal--kapal internasional masih dihantui aksi perompakan yang sering terjadi di Selat Malaka

Selain menjarah muatan kapal, perompak bersenjata itu juga menyandera awak kapal dan merusak peralatan komunikasi dan mesin kapal, sebelum mereka kabur meninggalkan korbannya.

 “Mereka bergerak sangat cepat dan segera kabur. Aksi perompakan yang sangat meresahkan dan membahayakan dunia pelayaran ini harus segera dihentikan,” ujar Hanafi Rustandi, Ketua International Transport worker’s Federation (ITF) Asia Pasifik  kepada Bisnis,hari ini Kamis (7/8/2014).

Dia menjelaskan Selat Malaka yang berbatasan langsung dengan tiga negara (Indonesia, Malaysia, Singapura), merupakan salah satu perairan tersibuk di dunia yang dilintasi kapal-kapal internasional.

 Intensitas pelayaran yang tinggi ini harus dilindungi dan diamankan dari aksi-aksi  kejahatan di laut.

Karena itu, kata Hanafi, keamanan Selat Malaka menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah Indonesia, Malaysia dan Singapura. 

Daerah yang berbahaya terhadap perompakan adalah perairan antara Pulau Rupat (Indonesia) dengan Port Dickson (Malaysia), serta perairan antara Pulau Karimun Besar, Pulau Kundur, Batam (Indonesia) dengan Singapura.

 Hanafi mengatakan selain meningkatkan intensitas patroli di laut, pemerintah Indonesia juga perlu meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan Malaysia dan Singapura dalam upaya menghentikan aksi perompakan di Selat Malaka.Ketiga negara selama ini telah menjalin kerjasama dalam pengamanan Selat Malaka.

Namun kerjasama itu, lanjut Hanafi, perlu diintensifkan  sehubungan dengan meningkatnya aksi perompakan di selat tersibuk di dunia tersebut.

“Presiden baru yang akan memimpin Indonesia lima tahun ke depan harus memprioritaskan keamanan Selat Malaka, karena selat ini menjadi urat nadi perekonomian dunia, khususnya bagi kepentingan Indonesia,” paparnya.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Akhmad Mabrori
Editor : Ismail Fahmi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper