Bisnis.com, MANADO—Nilai impor Sulawesi Utara (Sulut) mencapai US$75,4 juta sepanjang semester I/2014 atau naik 33,12% dari periode yang sama tahun lalu sebesar US$56,64 juta.
Meski naik, Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut Albert Nicolaas menuturkan nilai impor sepanjang Juni 2014 mengalami penurunan signifikan sebesar 70,74% menjadi US$2,61 juta dari bulan sebelumnya sebesar US$8,92 juta.
Menurut golongan barang, peningkatan impor terjadi pada lemak dan minyak hewan (nabati) yang meningkat menjadi US$0,16 juta dari sebelumnya US$0,13 juta, serta bahan kimia anorganik yang meningkat dari US$0,1 juta menjadi US$0,21 juta.
Selain itu, penurunan impor terjadi hampir pada setiap komoditas utama, seperti mesin-mesin (pesawat mekanik) dari US$3,4 juta menjadi US$0,17 juta, benda-benda dari besi dan baja dari US$0,74 juta menjadi US$0,69 juta, besi dan baja dari US$0,13 juta menjadi US$0,08 juta, termasuk juga tiga komoditas, yakni bahan bakar mineral; garam, belerang, dan kapur; serta bahan peledak.
Sebelumnya diberitakan, nilai ekspor Sulawesi Utara mencapai US$637,06 juta sepanjang semester I/2014 atau melonjak 48,72% dari periode yang sama tahun lalu sebesar US$428,37 juta.
Menurut Albert, nilai ekspor bulan Juni mengalami peningkatan 15,41% menjadi US$136,9 juta dari bulan Mei sebesar US$118,62 juta.
Berbagai komoditas di Bumi Nyiur Melambai ini tidak hanya diekspor melalui provinsi tersebut, melainkan ada juga yang diekspor ke pasar luar negeri melalui pintu ekspor di provinsi lain, seperti DKI Jakarta, Jawa Timur dan sejumlah daerah lainnya.