Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

GEMPA CHINA 6,3 SR: Korban Tewas Meningkat Jadi 367 Orang

Jumlah korban tewas akibat gempa bumi di China mengalami peningkatan drastis dari data sebelumnya.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, BEIJING -- Jumlah korban tewas akibat gempa bumi di China mengalami peningkatan drastis dari data sebelumnya.

Gempa berkekuatan 6,3 Skala Richter mengguncang Tiongkok barat daya Ahad,, menewaskan sedikitnya 367 orang dan meninggalkan 1.881 terluka di daerah terpencil di Provinsi Yunnan, serta menyebabkan ribuan bangunan, termasuk sekolah, roboh.

Survei Geologi Amerika Serikat mengatakan, gempa tercatat di kedalaman kurang dari satu mil (1,6 km). Media pemerintah Tiongkok mengatakan gempa itu dirasakan paling kuat di Yunnan serta di provinsi tetangga Guizhou dan Sichuan.

Kantor berita resmi Xinhua mengatakan, pusat gempa berada di Kota Longtoushan di kota pegunungan Ludian, Yunnan.

Komunikasi telah terpengaruh berat dan para penyelamat telah mulai tiba di tempat kejadian, kata laporan itu.

Gambar-gambar yang diposting online oleh media pemerintah menunjukkan tentara mengusung orang-orang dan mobil-mobil rusak oleh bebatuan yang runtuh.

Banyak orang bergegas keluar dari bangunan ke jalan setelah guncangan gempa, listrik terputus dan setidaknya satu sekolah runtuh, Xinhua menambahkan, dengan lebih dari 12.000 rumah setelah itu roboh dan 30.000 mengalami kerusakan.

Penduduk Ludian Ma Liya mengatakan kepada Xinhua jalan-jalan seperti "medan perang setelah pemboman".

Pemerintah mengirimkan 2.000 tenda, 3.000 tempat tidur lipat, 3.000 selimut dan 3.000 mantel ke zona bencana, di mana hujan berat diperkirakan beberapa hari mendatang akan menambah penderitaan, kata laporan.

Ludian adalah rumah bagi sekitar 265.900 orang, kata Xinhua menambahkan.

Ini adalah wilayah Tiongkok yang sering dilanda gempa, dengan satu pernah menewaskan lebih dari 1.400 orang di bagian yang sama dari Yunnan pada tahun 1974.

Sebuah gempa di Sichuan pada tahun 2008 menewaskan hampir 70.000 orang.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Editor : Saeno
Sumber : Antara/Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper