Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sanksi Diberlakukan, Pinjaman ke Korporasi Rusia Bakal Berkurang

Pinjaman bank internasional bagi korporasi Rusia diperkirakan berkurang tahun ini seiring dengan pengetatan sanksi dari Amerika Serikat dan Uni Eropa.
 Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA— Pinjaman bank internasional bagi korporasi Rusia diperkirakan berkurang tahun ini seiring dengan pengetatan sanksi dari Amerika Serikat dan Uni Eropa.

Keadaan tersebut kontras dengan tahun lalu yang ditunjukkan dengan melesatnya pinjaman bagi korporasi Rusia dari bank internasional, termasuk pinjaman OAO Rosneft  senilai US$31 miliar untuk membeli TNK-BP, perusahaan patungan antara Rosneft dengan BP Plc.

Berdasarkan data Bloomberg, tidak ada perusahaan Rusia yang mendapatkan pinjaman melalui dolar, franc Swiss, ataupun euro pada Juli tahun ini. Kondisi itu pertama kalinya terjadi sejak 5 tahun yang lalu.

Adapun, pinjaman bank internasional tersungkur 42% pada kuartal II/2014 year-on-year (yoy) menjadi US$4,7 miliar semenjak pencaplokan Crimea oleh Rusia. Angka itu merupakan yang terendah sejak 2012.

Keputusan perbankan internasional itu tidak terlepas dari langkah AS dan Uni Eropa yang menjatuhkan sanksi ekonomi bagi Rusia untuk sektor perbankan dan energi akibat memburuknya krisis Ukraina.

Sebut saja, rencana OAO VTB Bank untuk mendapatkan pinjaman senilai US$1,5 miliar dari Barclays Plc kemungkinan menguap, sedangkan Royal Bank of Scotland Group Plc and Citigroup Inc. menegaskan pihaknya tengah menarik semua kesepakatan dengan Negeri Beruang Merah itu.

“Sanksi ekonomi itu jelas merupakan konsekuensi yang harus dihindari oleh bank-bank internasional,” ucap Philip Hanson, analis Grup Riset Chatham House di London seperti dikutip Bloomberg, Senin (4/8/2014).

Korporasi Rusia telah mendapatkan suntikan modal dari pasar utang dan pembiayaan ekuitas internasional setidaknya US$600 miliar sejak negeri itu terjatuh dalam default 1998. Tetapi, sanksi dari ’barat’ telah melarang 5 perusahaan negara Rusia untuk menjual sahamnya dan obligasi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper