Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KRISIS GAZA: Israel Desak 100.000 Warga Palestina Mengungsi

Israel memberi peringatan kepada 100.000 warga Gaza untuk meninggalkan rumah-rumah mereka pada Rabu (17/7/2014).
 Suasana di Palestina usai serangan udara Israel
Suasana di Palestina usai serangan udara Israel

Bisnis.com, JAKARTA - Israel memberi peringatan kepada 100.000 warga Gaza untuk meninggalkan rumah-rumah mereka pada Rabu (17/7/2014).

Sementara itu, para pemimpin kawasan tersebut membuat upaya-upaya baru guna mengakhiri pertempuran yang telah berlangsung selama sembilan hari.

Israel memulai kembali serangan-serangan udara setelah upaya mewujudkan gencatan senjata yang diperantarai oleh Mesir rontok.

Pemimpin Palestina Mahmud Abbas dijadwalkan mengunjungi Kairo dan kemudian Ankara dalam upaya mendapatkan dukungan kawasan agar diakhirinya pertempuran.

Sejauh ini, serangan Israel yang telah memasuki hari kesembilan telah menewaskan 209 warga Palestina.

Kelompok pendukung hak asasi manusia yang berpusat di Gaza mengatakan lebih dari 80 prosen warga yang tewas itu berasal dari kalangan sipil.

Pada periode yang sama, para gerilyawan telah menembakkan lebih dari 1.200 roket ke Israel, yang pada Selasa untuk pertama kalinya menimbulkan korban jiwa di pihak Israel.

Pesawat-pesawat tempur Israel sepanjang malam menggempur 40 lokasi di seluruh Gaza, di antaranya merupakan target-target politik.

Sementara itu, para gerilyawan juga meningkatkan tembakan mereka ke arah dataran perairan Israel namun empat roket dihalau jatuh di atas kota metropolitan Tel Aviv.

Militer Israel juga menyebarkan pamflet-paflet serta peringatan melalui pesan singkat kepada 100.000 warga di Gaza timur laut untuk meninggalkan rumah-rumah mereka menjelang dilancarkannya serangan udara. Serangan-serangan itu menargetkan "lokasi para teroris dan mata-mata" di Zeitun dan Shejaiya, yang merupakan dua wilayah titik berkobar di timur Kota Gaza.

Pesan serupa dikirim ke Beit Lahiya di utara yang berisi peringatan sama dari tentara pada Minggu, yaitu ketika lebih dari 17.000 warga di utara mengungsi untuk menyelamatkan diri.

Sebagian besar dari mereka mengungsi ke sekolah-sekolah yang dijalankan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Editor : Nurbaiti
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper