Bisnis.com, JAKARTA - Ekspor China berada di bawah perkiraan selama Juni sekaligus menunjukkan dukungan pertumbuhan dari permintaan global akan dibatasi karena para pemimpin berupaya mempertahankan target ekspansi ekonomi sebesar 7,5 tahun ini.
Ekspor China naik 7,2% dari tahun sebelumnya, menurut lembaga kepabeanan hari ini sebagaimana dikutip Bloomberg, Kamis (10/7/2014). Sedangkan para analis memperkirakan ekspor negara tersebut tumbuh 10,4%. Pada bagian lain, impor negara itu tumbuh 5,5% sehingga meninggalkan surplus perdagangan sebesar US$31,6 miliar.
Nilai perdagangan yang lebih lemah dari perkiraan itu akan memperkuat ancaman terhadap perekonomian negara itu mulai dari pelemahan kinerja sektor properti sampai pada peningkatan utang. Kondisi itu juga akan membuat Partai Komunis China ditekan untuk mempertimbangkan stimulus yang lebih kuat.
“Permintaan dari luar negeri bisa mendukung perekonomian China, namun dukungan itu tidak kuat,” ujar Chen Xingdong, chief economist pada BNP Paribas SA. Menurutnya, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi China pihaknya harus melirik kembali pasar domestik.