Bisnis.com, CILACAP - Stasiun Meteorologi, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Cilacap, memastikan bahwa awal musim kemarau di Jawa Tengah bagian selatan, khususnya Kabupaten Cilacap, dan Banyumas berlangsung mundur.
"Sebelumnya, kami prakirakan awal musim kemarau di wilayah Jateng selatan akan berlangsung pada Juni, namun sampai sekarang masih sering terjadi hujan. Dengan demikian, awal musim kemarau pasti mundur," kata Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi BMKG Cilacap Teguh Wardoyo, di Cilacap, Sabtu (5/7/2014).
Dia akan berkoordinasi dengan BMKG Semarang terkait prakiraan awal musim kemarau di wilayah Jateng selatan.
Menurut dia, koordinasi tersebut dilakukan karena fenomena El Nino, yakni gejala penyimpangan kondisi laut yang ditandai dengan meningkatnya suhu permukaan laut di sekitar pasifik tengah dan timur sepanjang ekuator sehingga kondisi di Indonesia menjadi kering, mulai aktif pada pertengahan Juli, namun sampai sekarang masih terjadi hujan.
Teguh mengatakan wilayah Jateng selatan masih berpeluang terjadi hujan akibat masih adanya daerah pusat tekanan rendah di Samudra Hindia barat daya Sumatra yang tekanannya berkisar 1.010-1.012 milibar.
"Biasanya kondisi seperti ini [sering ada hujan ekstrem] terjadi pada Mei, tetapi sekarang malah Juli. Beberapa hari lalu di kota Cilacap sempat terjadi hujan ekstrem, namun tadi malam hingga dini hari hanya gerimis, sedangkan hujan ekstremnya bergeser ke Adipala dan sekitarnya," katanya.
Sementara di utara ekuator, kata dia, saat ini muncul daerah pusat tekanan rendah di Samudra Pasifik timur Filipina yang saat ini bertekanan 1.006 milibar.
"Kalau dilihat dari dinamikanya, saat ini sudah menjadi bibit badai. Jika sudah menjadi badai, diharapkan angin mengarah ke pusat badai tersebut dan awan-awan hujan ikut tersedot, sehingga hujan di wilayah selatan ekuator khususnya Jateng selatan berkurang," katanya.
Berdasarkan pantauan Antara di Kecamatan Adipala dan sekitarnya, hujan yang sangat lebat terjadi pada Jumat (4/7/2014) malam hingga Sabtu dini hari, sehingga mengakibatkan terjadinya genangan di sejumlah pekarangan rumah warga.