Bisnis.com, PEKANBARU—Di saat pengelola hotel di wilayah lain menikmati keuntungan lebih dari penyelenggaraan piala dunia, pengusaha hotel di Riau justru harus gigit jari karena rerata tingkat hunian penginapan yang ada di wilayah itu sangat rendah.
Ondi Sukmara, Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Riau, mengatakan data yang dimilikinya menunjukkan ada hotel yang tingkat hunian atau okupansinya hanya 25% pada awal Ramadan.
Padahal, momen tersebut bertepatan dengan penyelenggaraan piala dunia dan pemilihan presiden yang justru menggenjot bisnis hotel dan meetings, incentives, conferences, and exhibitiond (MICE) di daerah lain.
“Penyelenggaraan piala dunia tidak memberikan dampak kepada tingkat hunian hotel, karena banyaknya penyelenggaraan nonton bareng dan jadwal bertandingnya juga malam hari,” katanya di Pekanbaru, Kamis (3/7/2014).
Ondi memperkirakan sepinya tingkat okupansi hotel di Riau akan berlangsung hingga awal Agustus tahun ini. Jika melihat tren yang terjadi selama ini, penginapan akan kembali ramai pada pekan kedua dan ketiga Agustus 2014, menjelang tahun ajaran baru.
Menurutnya, bisnis perhotelan di Riau memang sulit berkembang karena minimnya pangsa pasar yang ada. Untuk mengatasi hal tersebut, pengelola hotel biasanya menawarkan voucher menginap dengan harga khusus, paket menginap dengan tajil, dan sahur, serta potongan harga untuk cuci setrika pakaian dan fasilitas spa.
“Dengan voucher dan potongan harga, pengelola bisa menarik lebih banyak konsumen untuk menginap di hotelnya. Apalagi saat ini musim liburan, jadi banyak keluarga yang menginap,” ujarnya.