Bisnis.com, NUSA PENIDA -- Delapan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu atau tenaga angin serta sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Surya yang dibangun di Puncak Mundi, Nusa Penida tak lagi beroperasi meski baru berumur tidak lebih dari 7 tahun.
Berdasarkan pantauan Bisnis di lokasi yang memiliki waktu tempuh sekitar 1 jam dari pantai Desa Banjar Nyuh, Nusa Penida, delapan baling-baling Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) sudah tak bergerak. Bahkan beberapa baling-baling telah patah.
Sementara untuk solar cell PLTS masih utuh, meskipun terlihat kotor.
Kantor PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) di sekitar Pembangkit Listrik tersebut juga tak terurus.
Pintu pagar sudah karatan dan patah, serta tak terkunci. Ruangan kantor PLN juga sudah rusak, bahkan sebagian atap, pintu, dan jendela ada yang hilang.
Pembangkit listrik itu berkapasitas lebih dari 700 kilowatt dan diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhono pada 13 November 2007 silam.
Berdasarkan penelusuran Bisnis, nilai proyek PLTB dan PLTS tersebut lebih dari Rp25 miliar.
Proyek tersebut merupakan salah satu yang dibanggakan oleh Indonesia pada saat United Nation Framework Convention on Climate Change di Nusa Dua, Bali pada 2007 silam.
Kepala Dusun Ped, Banjar Nyuh I Ketut Wece mengatakan PLTB dan PLTS tersebut sudah lama tak beroperasi.
“Kalau tak salah hanya setahun PLTB itu beroperasi memberikan listrik,” ujarnya ketika ditemui, Jumat (20/6/2014).
Menurutnya, banyak program pembangkit listrik serupa di wilayah Nusa Penida tetapi gagal beroperasi dalam kurun waktu lama.
Sebagian besar, proyek pembangkit listrik nondiesel tak terurus setelah didirikan.
“Sejak 1989 ada proyek solar cell dari Australia, namun ditinggal begitu saja tak terurus,” ceritanya.
Wakil Gubernur Bali I Ketut Sudikerta ketika dikonfirmasi Bisnis mengenai kondisi PLTB dan PLTS tersebut menyatakan akan memerintahkan Kepala Dinas Pekerjaan Umum untuk mengkaji masalah tersebut.
“Kalau itu tidak produktif lagi maka akan segera dibereskan. Kalau memang [PLTB dan PLTS] tidak bisa diterapkan maka kami kami akan siapkan sistem baru,” tegasnya.
Menurutnya, pembangkit listrik yang cocok untuk wilayah Nusa Penida adalah Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut. Opsi lain, tuturnya, adalah pembangkir listrik tenaga batubara.
Kapasitas listrik terpasang di kawasan Nusa Penida mencapai 3,5 - 3,6 Mw. Kapasitas tersebut sering diklaim cukup untuk memenuhi kebutuhan Nusa Penida.
Namun, masih banyak wilayah publik kawasan tersebut tak memiliki lampu jalan. Bahkan, pemadaman sering terjadi tanpa terduga dan tanpa pemberitahuan.
Salah satu program terobosan yang pernah dicanangkan pemerintah adalah PLTB dan PLTS, untuk mengurangi ketergantungan terhadap pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar minyak.
Namun, proyek tersebut ternyata berumur pendek.