Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KRISIS IRAK: Obama Pertimbangkan Kirim 100 Penasehat Militer

Presiden Barack Hussein Obama mempertimbangkan untuk mengirim 100 tentara ke Irak sebagai penasehat militer di negeri yang sedang berkecamuk perang saudara itu.nn
Ilustrasi: Sejumlah relawan Irak yang menyatakan keinginan bergabung dengan pasukan keamanan negeri itu untuk bertempur melawan gerilyawan ISIL./Reuters
Ilustrasi: Sejumlah relawan Irak yang menyatakan keinginan bergabung dengan pasukan keamanan negeri itu untuk bertempur melawan gerilyawan ISIL./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Amerika Serikat yang diperkirakan akan melakukan serangan udara, ternyata sedang berpikir untuk mengirimkan bantuan dalam bentuk lain kepada mitranya di Irak.

Presiden Barack Hussein Obama mempertimbangkan untuk mengirim 100 tentara ke Irak sebagai penasehat militer di negeri yang sedang berkecamuk perang saudara itu.

Sebelumnya muncul asumsi bahwa meski tidak akan mengirimkan pasukan daratnya, Amerika Serikat akan melakukan serangan udara ke Irak untuk menundukan pasukan ISIL.

Pasukan ISIL ini dikabarkan berhasil menduduki sejumlah kota di Irak utara dan memantik perlawanan warga yang mendaftar untuk menjadi relawan menghadapi ISIL.

Kondisi ini lantas memantik kemungkinan terjadinya perang etnis dan sektarian di negeri bekas rezim Saddam Hussein tersebut.

Dilansir Bloomberg, Departemen Pertahanan Amerika Serikat telah mengusulkan kepada Obama untuk mengirim pasukan khusus ke Baghdad untuk meredam gerak laju milisi Suni yang telah menaklukkan beberapa kota strategis di Negeri 1001 Malam tersebut.

Presiden ke-44 AS itu masih belum menandatangani usul Pentagon tersebut, kata seorang sumber resmi kepada Bloomberg.

Obama, yang sebelumnya telah mengatakan tak akan mengirim pasukan tempur, bertemu dengan tim keamanan nasionalnya Kamis (19/6/2014) pagi waktu Washington. Dia akan segera membuat pernyataan tentang Irak pada siang harinya.

Seorang sumber resmi kepada Bloomberg mengatakan, krisis di Irak tak akan bisa dipecahkan tanpa perubahan politik di pemerintahan Irak.

Pada Rabu (18/6), AS telah mendesak Perdana Menteri Nouri Al Maliki untuk lebih inklusif terhadap kaum minoritas Sunni.

Pemerintahan Al Maliki yang didominasi kaum mayoritas Syiah menimbulkan kecemasan bagi kelompok Suni sehingga timbul pemberontakan bersenjata.

Sebelumnya, Irak telah meminta AS untuk menggunakan serbuan udara untuk menghadang laju pasukan pemberontak.

Namun, opsi militer apapun yang akan dipilih AS nantinya, menurut Menteri Luar Negeri AS John Kerry bukanlah untuk menyelamatkan pemerintahan Maliki.

"Ini bukan soal Maliki. Apa yang AS lakukan adalah semata-mata demi rakyat Irak baik Suni, Syiah, maupun Kurdi," kata Kerry kepada NBC.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper