Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Sentral Rusia Bakal Pangkas Suku Bunga Acuan

Pelaku pasar keuangan meyakini bank sentral Rusia akan memangkas suku bunga acuan. Pasalnya, bank sentral Negeri Beruang Merah sempat menekankan kenaikan inflasi memacu penaikan biaya pinjaman.
   Bank Sentral Rusia bakal pangkas suku bunga acuan. /
Bank Sentral Rusia bakal pangkas suku bunga acuan. /

Bisnis.com, MOSKWA—Pelaku pasar keuangan meyakini bank sentral Rusia akan memangkas suku bunga acuan. Pasalnya, bank sentral Negeri Beruang Merah sempat menekankan kenaikan inflasi memacu penaikan biaya pinjaman.

Alih-alih menaikkan suku bunga acuan pada pertemuan Senin (16/6/2014) lalu, bank sentral Rusia justru mempertahankan suku bunga acuan di level 7,5%. Tetapi, tekanan inflasi berpotensi mengubah arah kebijakan moneter pada 3 bulan mendatang.

“Tindakan bank sentral kali ini menunjukkan fokus utama bukan lagi pada pertumbuhan ekonomi, tetapi inflasi. Belum ada kepastian mengenai penaikan suku bunga, tetapi komentarnya cukup hawkish [agresif],” kata Oleg Kouzmin, ekonom Renaissance Capital di Moskwa, Rabu (18/6/2014).

Ketika bank sentral memperkirakan ekonomi terakselerasi melebihi posisi 2009 di tengah penjatuhan sanksi ekonomi Barat, inflasi justru menguat pada Mei tahun ini menjadi 7,6%. Kenaikan harga terbesar disumbang oleh harga makanan, setelah adanya larangan impor daging babi dari Uni Eropa.

Menurut analisis Goldman Sachs Group Inc., peluang kenaikan suku bunga terus mencuat, sebelum bank sentral akhirnya memutus siklus tersebut dengan pemangkasan suku bunga.

Lebih jauh, bank sentral optimistis ekonomi Rusia akan terangkat 0,4% tahun ini, sebelum pulih dengan melambat menjadi 0,9% tahun depan dan kembali terdongkrak 1,9% pada 2016.

“Pasar mulai berekspektasi bank sentral akan melakukan pemangkasan tahun ini. sekarang, cukup jelas bahwa bank sentral sedang melakukan langkah agresif, setidaknya selama musim panas ini,” tambah Vladimir Miklashevsky, ekonom Danske Bank A/S di Helsinki.

Rubel juga mencatat kinerja terburuk kedua di antara mata uang negara berkembang lainnya tahun ini, turun 5,4%. Rubel sempat menguat hingga 0,4% pada Juni tahun ini, meraih performa terbaik ketiga di emerging markets

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Setyardi Widodo
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper