Bisnis.com, BAGHDAD – Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Kamis (12/6/2014) waktu setempat, menyatakan bahwa bahwa AS bisa saja melakukan aksi militer di Irak.
Pernyataan Obama itu disampaikan terkait aksi kelompok militan Sunni yang melakukan pendudukan di wilayah utara Baghdad dan ingin mendirikan negara Islam di Irak dan Suriah.
Sementara itu, situasi chaos yang terjadi dimanfaatkan oleh pasukan Kurdi di Irak yang mengambil alih jalur penghubung minyak di Kirkus.
“Saya tidak mengesampingkan setiap kemungkinan yang bisa terjadi karena kita menjadi bagian yang akan memastikan bahwa kelompok jihad itu tidak akan menjejakkan kekuasaan untuk selamanya di Irak atau Suriah,” ujar Obama di Gedung Putih menjawab pertanyaan apakah ia memikirkan untuk memerintahkan serangan udara.
Pejabat Gedung Putih lantas menambahkan bahwa AS tidak akan mengirimkan pasukan daratnya ke Irak.
Obama dilaporkan sudah mencari segala kemungkinan untuk membantu para pemimpin Irak, yang memimpin negeri itu saat AS mengakhiri masa pendudukannya pada 2011.
“Dalam konsultasi kami dengan para pemimpin Irak, mereka dalam jangka waktu pendek akan membutuhkan sejumlah hal terkait tindakan militer yang akan dilakukan,” ujar Obama.
Di sisi lain, Obama juga menegaskan keprihatinan AS yang cukup lama atas kinerja PM Nuri al-Maliki dari kubu syiah yang gagal meredakan ketegangan sektarian yang meninggalkan dendam mendalam dari kubu Sunni seiring gerakan pasukan AS menumbangkan rezim Saddam Husein pada 2003.
“Ini bisa jadi juga sebuah peringatan kepada pemerintah Irak untuk bangkit. Seharusnya ada komponen politis di balik ini,” lanjut Obama.
Sementara itu, melalui percakapan telepon, Wakil Presiden AS Joe Biden memberi jaminan kepada Maliki bahwa Washington telah siap untuk mengintensifkan dan mempercepat dukungan keamanan.
Gedung Putih, Rabu, mengisyaratkan telah berupaya untuk memperkuat pasukan Irak daripada memenuhi permintaan Irak soal bantuan serangan udara.