Bisnis.com, NEW YORK - Rusia dan China memveto resolusi Dewan Keamanan PBB untuk merujuk tuduhan kejahatan perang dalam perang sipil Suriah ke Mahkamah Pidana Internasional (ICC), menggarisbawahi ketidakmampuan PBB untuk menghentikan kekejaman atau menyelesaikan konflik yang telah berlangsung selama tiga tahun tersebut.
Seperti dilansir Bloomberg pada Jumat (23/05 bahwa 13 dari 15 anggota dewan keamanan kemarin menyetujui draft yang disusun jaksa Pengadilan Den Haag untuk menyelidiki semua pihak yang bertikai. Namun, Rusia dan China yang merupakan dewan keamanan tetap PBB dengan hak vetonya memblokir resolusi tersebut dan telah didukung oleh lebih dari 60 negara dan 100 organisasi non-pemerintah. untuk panggilan teks Perancis disusun jaksa Pengadilan bermarkas di Den Haag untuk menyelidiki semua pihak yang bertikai .
Ahmad al-Jarba, presiden koalisis oposisi Suriah mengutuk hasil aksi dua negara tersebut dalam sebuah pernyataan. Dia menyebutkan bahwa hak veto tersebut menentang keadilan dan memberikan lisensi bagi rezim kriminal dan eksrimis di Suriah untuk membunuh.
Hubungan Rusia dan China semakin erat seiring kesepakatan gas senilai US$400 miliar pada 21 Mei lalu. Keduanya telah memblokir tindakan dewan keamanan yang sebelumnya mengancam sanksi terhadap rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Rusia dan China menolak upaya dewan keamanan PBB untuk memblokir bantuan kemanusiaan dan untuk serangan terhadap warga sipil.