Bisnis.com, KUALA LUMPUR—Ekonomi Malaysia melaju ekspansif selama 5 kuartal berturut-turut menyusul pemulihan ekspor sekaligus memberikan ruang bagi bank sentral untuk menaikkan suku bunga acuan.
Bank Negara Malaysia (BNM) mengumumkan produk domestik bruto (PDB) meningkat 6,2% pada kuartal I/2014, setelah naik 5,1% pada kuartal IV/2013. Padahal, mayoritas ekonom yang disurvei Bloomberg News menyebutkan kenaikan hanya 5,7%.
“Pertumbuhan pada kuartal I/2014 sifatnya pengecualian karena ekspansi ekonomi akan kembali terkekang di kisaran 5%-5,5% pada kuartal selanjutnya. Kita ingin lebih antisipatif terhadap ancaman yang ada, misalnya gelembung properti,” kata Gubernur BNM Zeti Akhtar Aziz di Malaysia, Jumat (16/5/2014).
BNM telah menjaga suku bunga acuan di level 3% selama 18 kali pertemuan sebelumnya,. Rencana BNM untuk menaikkan suku bunga acuan mengikuti langkah Filipina yang siap meredam ancaman bagi ketidakstabilan keuangan.
Lebih lanjut, pemulihan permintaan global, terutama didorong dari meningkatnya permintaan rumah tangga dan pebisnis Amerika Serikat, memacu peningkatan permintaan barang dan jasa Malaysia. Tidak hanya itu, pertumbuhan upah tenaga kerja dan belanja modal melecut konsumsi domestik.
“Penguatan ekspor yang dipicu pemulihan ekonomi negara maju seharusnya mendukung pertumbuhan keseluruhan dan memberikan ruang bagi BNM untuk meredan risiko finansial. Salah satunya adalah menaikkan suku bunga acuan pada Juli mendatang,” kata Krystal Tan, ekonom Capital Economics Ltd. di Singapura.
Ringgit tercatat terapresiasi 1% pada Mei 2014 terhadap dollar. Indeks bursa Malaysia KLCI juga meningkat 0,2% pada Jumat (16/5) sedangkan suku bunga swaps Malaysia naik 50 basis poin pada tahun depan.