Bisnis.com, NAY PYI TAW, MYANMAR -- Indonesia menginginkan perkembangan terbaru sengketa di Laut China Selatan menjadi bagian komunike bersama atau joint statement para pemimpin dalam KTT Asean ke-24 di Myanmar.
Duta Besar RI untuk Asean Rahmat Pramono mengatakan keinginan itu telah didukung sebagian anggota Asean, seperti Filipina dan Vietnam.
Sementara itu, sikap Malaysia dan Myanmar sejauh ini belum terlihat. Sebagai catatan, Manila dan Hanoi kerap berkonflik dengan Beijing di Laut China Selatan.
"Kami mengharapkan begitu (masuk ke dalam joint statement). Kami sudah mengarahkan diri ke sana. Tapi bagaimana nanti bentuknya, kami belum tahu," kata Rahmat di sela-sela KTT Asean ke-24, Jumat (9/5/2014).
Menurutnya, akselerasi penuntasan kode etik alias code of conduct yang menetapkan etika maritim di atas wilayah itu sudah pasti sudah pasti dilakukan selama konferensi. Namun, Indonesia menekankan agar ketegangan antara Vietnam dan China baru-baru ini harus dibicarakan dalam forum.
"Dengan perkembangan yang seperti itu di lapangan, kita tidak bisa diam sajalah. Posisi kita sudah pasti seperti itu," ujar Rahmat.
Seperti diketahui, ketegangan kembali terjadi menyusul insiden tabrakan antara kapal Vietnam dengan kapal China yang akan membangun fasilitas pengeboran minyak di dekat Kepulauan Paracel, wilayah Laut China Selatan yang saat ini sedang dalam sengketa antara Beijing dengan beberapa negara anggota Asean.
Masing-masing pihak saling menuding mengenai tindakan 'intimidatif dan provokatif' tersebut.