Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KRISIS UKRAINA: Rusia Cekal Pemimpin Muslim Tatar Pro- Kiev Masuki Krimea

Pihak berwenang Krimea mengatakan telah melarang pemimpin masyarakat Tatar pro-Kiev semenanjung itu untuk terbang ke wilayah yang dikendalikan Kremlin. Mereka mengklaim pemimpin masyarakat Tatar pro-Kiev itu ingin mengacaukan situasi di sana.
Tank militer Rusia melaju di jalan dari Sevastopol ke Simferopol/Reuters
Tank militer Rusia melaju di jalan dari Sevastopol ke Simferopol/Reuters

Bisnis.com, SIMFEROPOL - Pihak berwenang Krimea mengatakan telah melarang pemimpin masyarakat Tatar pro-Kiev semenanjung itu untuk terbang ke wilayah yang dikendalikan Kremlin. Mereka mengklaim pemimpin masyarakat Tatar pro-Kiev itu ingin mengacaukan situasi di sana, lapor AFP.

Anggota parlemen Ukraina Mustafa Dzhemilev, yang sangat dihormati oleh minoritas Tatar Krimea, berusaha untuk terbang ke kota utama semenanjung itu dari Simferopol melalui Moskow, kata sebuah pernyataan dari pemerintah setempat.

"Tidak ada keraguan bahwa layanan keamanan Barat telah menugasi orang ini untuk mendestabilisasi situasi," kata pemimpin lokal Sergei Aksyonov dalam pernyataan yang diunggah di Facebook.

Ia menuduh pemimpin Tatar itu mengejar "kepentingannya sendiri" dengan berusaha untuk melakukan perjalanan ke Krimea pada saat Kiev terkunci dalam konfrontasi dengan pemberontak di tenggara.

Jumat pagi, pihak berwenang Kiev meluncurkan serangan militer di kota Ukraina bagian timur Slavyansk dimana pemberontak pro-Mosow menembak jatuh dua helikopter dan dua prajurit Ukraina kehilangan nyawa mereka.

Aksyonov mengatakan pihak berwenang Krimea tidak akan memungkinkan pembangkang era Soviet untuk memicu keresahan di kalangan minoritas etnis Tatar . "Tak seorang pun yang ingin mengunjungi kami dengan niat buruk akan diizinkan masuk," katanya.

Sekitar 300.000 warga Muslim Tatar Krimea, yang membentuk sekitar 12% dari populasi semenanjung itu, sebagian besar memboikot referendum yang disengketakan pada Maret, saat mayoritas warga pro-Rusia memilih untuk berpisah dari Ukraina dan bergabung dengan Rusia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper