Bisnis.com, JAKARTA--Tak kurang 3 bulan lagi Indonesia akan memiliki Presiden Baru pengganti SBY yang memimpin selama 10 tahun.
Rakyat berharap presiden baru memiliki keberanian untuk mengkoreksi beragam kebijakan keliru di masa SBY.
Sejumlah aktivis LSM, akademisi, dan masyarakat sipil yang tergabung dalam Gerakan Dekrit Rakyat Indonesia, memaparkan sejumlah problem dasar yang dilahirkan dari kebijakan keliru SBY, diantaranya:
- Pemerintahan SBY telah meninggalkan tumpukan utang yang mencapai Rp2.422,87 triliun;
- Arah ekonomi yang semakin jauh dari jalan konstitusi;
- Penguasaan kekayaan alam oleh segelintir orang dan menyisakan beragam penderitaan seperti kemiskinan, kehancuran lingkungan hidup dan bencana ekologis;
- Meningkatnya praktik korupsi baik dituduh pemerintah maupun anggota parlemen;
- Meningkatnya pelanggaran HAM di tengah menguatnya impunitas terhadap pelakunya serta takluknya negara pada kehendak korporasi dan rezim perdagangan global;
Dan masih banyak problem mendasar lainnya disampaikan pada diskusi bertajuk Menantang Visi Capres Baru VS Kebijakan Keliru 10 Tahun Presiden SBY, yang saat ini masih berlangsung di restoran Dapur Selera Jalan Prof. Dr. Soepomo Jakarta Selatan.
"Kami berharap presiden baru berani melakukan koreksi atas kebijakan-kebijakan yang keliru itu," ujar Ketua Institut Hijau Indonesia Chalid Muhammad sebagai juru bicara pada diskusi tersebut.