Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Eropa: Bank Sentral Belum Pastikan Implementasi QE

Kendati European Central Bank (ECB) bersiap untuk melakukan pembelian aset besar-besaran, tetapi belum ada kepastian terkait pengimplementasian rencana itu.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, BRUSSELS/LONDON -- Kendati European Central Bank, ECB, bersiap untuk melakukan pembelian aset besar-besaran, tetapi belum ada kepastian terkait pengimplementasian rencana itu.

ECB beralasan pihaknya akan lebih dahulu mengamati outlook inflasi sebelum memutuskan untuk mengguyur stimulus.

Inflasi melaju lambat di kawasan Zona Euro, di bawah target ECB sehingga bank sentral Eropa ini membuka ruang untuk melakukan Quantitative Easing guna menggenjot level inflasi.

Tetapi, ECB sempat mengemukakan  belum melihat adanya kebutuhan untuk melakukan QE sejauh ini,  sama seperti yang dilakukan the Fed saat resesi ekonomi melanda ekonomi Amerika Serikat.

Yves Mersch, anggota dewan ECB lainnya, mengingatkan pasar keuangan agar tidak berekspektasi berlebihan.

Di lain hal, ECB juga memiliki ruang untuk memangkas suku bunga acuan mengingat pemulihan ekonomi Zona Euro yang masih lambat.

“Dari kesepakatan secara teori dan implementasi QE masih jauh dari sekarang,” kata Mersch di London, Senin (7/4/2014).  

Padahal, sekitar 40% ekonom yang disurvei Reuters memperkirakan ECB akan mulai mencairkan stimulus.

Pada kesempatan berbeda, Wakil Gubernur ECB Vitor Constancio menjelaskan rendahnya inflasi yang hanya 0,5% menempatkan kawasan Euro sebagai prioritas.

“Berita apapun yang negatif akan dengan mudah menjatuhkan tingkat inflasi. Inflasi negative merupakan masalah yang serius,” tambahnya.

Dia juga menekankan ECB harus benar-benar mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk outlook inflasi, sebelum akhirnya mengambil tindakan tegas.

“Kita harus melihat tingkat inflasi pada bulan ini [April]. Sangat mungkin inflasi akan meningkat pada April, meski tipis,” ucap Constancio.

ECB sendiri memproyeksi inflasi terakselerasi menjadi 1,5% pada 2016 dan akan menembus 1,7% pada kuartal IV/2016.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Sumber : Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper