Bisnis.com, JAKARTA - Malaysia mulai memfokuskan penyelidikannya pada kemungkinan tindak kejahatan oleh pilot dan awak kabin pesawat Malaysia Airlines yang hilang sejak 8 Maret lalu.
Upaya itu dimulai setelah 227 penumpang dinyatakan bersih dari kemungkinan terlibat dalam aksi pembajakan, sabotase, masalah pribadi maupun masalah kejiwaan yang mengakibatkan pesawat tersebut hilang, ujar Kepala Kepolisian Malaysia Khalid Abu Bakar.
"Mereka telah bersih dari empat kemungkinan tersebut," ujarnya sebagaimana dikutip AsiaOne.com, Kamis (3/4/2014). Namun, Khalid tidak merinci keterangannya terkait penyelidikan tersebut.
Para penyelidik yakin ada seseorang dengan kemampuan dan pengetahuan yang luar biasa mengenai pesawat Boeing 777-200ER yang mematikan sistem komunikasi pesawat. Hal itu dilakukannya sebelum mengalihkan alur penerbangan dari jalur yang seharusnya dari Kuala Lumpur menuju Beijing.
Sementara itu, upaya pencarian di Samudera Hindia terus dilakukan dengan mengerahkan kapal selam nuklir dari Inggris dan kapal selam canggih dari Amerika Serikat. Namun demikian, hingga kini belum ada tanda-tanda akan ditemukannya pesawat buatan pabrikan Boeing tersebut.