Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Kehutanan (Kemenhut) mengaku telah mengetahui akan terjadi kebakaran di Provinsi Riau sejak Desember tahun lalu, namun tidak memiliki peralatan pemadaman yang memadai untuk menanggulangi kebakaran yang terus membesar itu.
Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan mengatakan, kementerian telah bersiaga sejak akhir tahun lalu. “Kami dari Kemenhut justru sudah siap, tahu, hal ini bakal terjadi sejak Desember lalu. Kita sudah siaga. Hanya memang kurang peralatannya,” kata Zulkifli, Senin (3/3/2014).
Dia mengatakan, tim lapangan yang memiliki peralatan hanya Manggala Agni, atau kesatuan dari Kemenhut yang bertugas mengatasi kebakaran hutan. Sementara, lanjutnya, sebagian besar kebakaran hutan terjadi di areal pertanian dan perkebunan, bukan di kawasan kehutanan.
“Hampir 80% itu di lahan perkebunan dan pertanian. Kalau di kawasan hutan sekitar 20%. Oleh karena itu, kita berharap BNPB bisa segera menyewa pesawat untuk mengebom air,” tambahnya.
Di sisi lain, Zulkifli juga mengungkapkan bahwa pemegang izin areal hutan tanaman industri (HTI) dan perusahaan perkebunan juga telah mati-matian memadamkan api agar tak membesar dan menyapu lahan mereka. Sebab, lanjutnya, kebakaran juga berpotensi menghabisi investasi perusahaan yang telah dijaga bertahun-tahun.
Hanya saja, papar Zulkifli, masalahnya adalah perusahaan-perusahaan itu hanya bertanggung jawab terhadap arealnya sendiri, sementara kebakaran yang terjadi di luar arealnya bukan merupakan tanggung jawab mereka.
"Besok 5 Maret 2014, saya bersama Pak Syamsul [Kepala BNPB] akan ke Riau untuk melakukan apel siaga. Itu melibatkan semua pihak, baik Nasional, provinsi maupun kabupaten. Semua perusahaan HTI, HPH, dan perkebunan juga, perkebunan apa saja," ujarnya.